QRIS Jadi Game Changer Yang Berhasil Ubah Kebiasaan Masyarakat Dari Tunai ke Nontunai

Fitria Irmi Triswati
Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Fitria Irmi Triswati menyampaikan perkembangan QRIS sebagai instrumen pembayaran digital.

Magelang, Idola 92.6 FM – Bank Indonesia mencatat, penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Tanah Air sudah mencapai 184,29 juta transaksi.

Jumlah tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 152 persen, dari jumlah transaksi sebelumnya.

Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Fitria Irmi Triswati mengatakan pertumbuhan tersebut setara dengan nominal transaksi sebesar Rp18,08 triliun atau tumbuh 175 persen, sehingga pemanfaatan QRIS sebagai pembayaran secara digital akan terus ditingkatkan. Hal itu dikatakan dalam Bincang Milenial Paham Rupiah di Taman Lumbini Candi Borobudur, kemarin.

Fitria menjelaskan, QRIS merupakan salah satu bentuk instrumen pembayaran nontunai secara digital karena QRIS sebenarnya merupakan game changer bagi perekonomian Indonesia.

Sebelumnya, masyarakat Indonesia terbiasa menggunakan pembayaran secara tunai dan karena perkembangan perekonomian global yang cepat menuntut adanya sistem pembayaran secara digital.

Menurut Fitria, sistem pembayaran harus dilayani secara tunai maupun nontunai.

“Kalau kita ingat waktu pandemi sebelumnya, tetapi dengan QRIS ini kita bisa dilayani 24 jam. Baik online maupun offline. Jadi saat dunia mengalami tantangan dengan pemulihan ekonomi yang lambat, tapi dengan QRIS pertumbuhan ekonomi kita tetap terjaga pada saat itu,” kata Fitria.

Lebih lanjut Fitria menjelaskan, kesadaran masyarakat untuk beralih pada pembayaran secara digital atau nontunai juga mulai tumbuh.

Oleh karena itu, tidak salah jika kemudian Bank Indonesia menyebut jika QRIS sebagai game changer bagi pemulihan ekonomi nasional.

“QRIS juga bisa membantu masyarakat dalam pencatatan keuangan secara digital. Sehingga, anggaran yang dikeluarkan untuk porsi kebutuhan sehari-hari maupun kebutuhan lainnya bisa dikendalikan,” pungkasnya. (Bud)