Sumisih Yuningsih, Pelestari Seni Tradisi dari Kampung Dukuh Yogyakarta

Sumisih Yuningsih
Sumisih Yuningsih (Mbok Beruk), seniman ketoprak yang sering terlibat dalam pementasan Indonesia Kita (dok. Indonesia Kita)

Yogyakarta, Idola 92.6 FM – Sosok satu ini turut terlibat dalam seni peran ketoprak bersama sang ayah sejak usia belia. Kesetiaannya pada seni ketoprak mengantarkannya menjadi seorang seniman maestro.

Seniman ketoprak itu adalah Sumisih Yuningsih (73), pelestari seni tradisi dari Kampung Dukuh Kelurahan Gedongkiwo Kecamatan Mantrijeron Yogyakarta yang saat ini lebih popular dipanggil Budhe Beruk atau Mbok Beruk. Sejak anak, remaja, sampai sekarang, ia tak berhenti dan tetap setia memeluk seni tradisi Jawa-Ketoprak. Ia piawai melawak. Sejak masuk RRI sekitar tahun 1983 hingga saat ini, ia masih kerap diminta mengisi lawak limbukan pada pentas wayang kulit.

“Saya Jawa tulen, menyukai ketoprak, dan menggeluti ketoprak,”tutur Mbok Beruk kepada radio Idola, pagi (03/11) tadi.

Ia bercerita ketika usia masih tanggung (bukan usia anak, tapi belum masuk usia remaja,red) dan sedang pentas ketoprak di Ungaran Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Kala itu jelang pecahnya peristiwa Gerakan 30 September 1965. “Tahu-tahu siang, hampir jam 3 sore melihat Kota Semarang itu sudah gelap karena bakar-bakaran,”tambah Bu Yuni. Setelah itu, grup ketoprak yang diikutinya berpindah tempat pentas di Demak, meski situasi kurang kondusif.

Sumisih Yuningsih
Sumisih Yuningsih (Mbok Beruk), pelestari seni tradisi ketoprak dari Yogyakarta saat menerima penghargaan. (Photo/Gudegnet)

Selain melestarikan seni ketoprak, ia juga merintis karier sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) RRI Yogyakarta. Di RRI, Sumiasih mengasuh siaran ketoprak siaran peredesaan, dagelan Mataram, uyon-uyon atau nyanyian bahasa Jawa dengan musik gamelan. Ia juga digandeng TVRI Yogyakarta untuk ikut tampil sandiwara “Orolan Angkringan”, berperan sebagai Yu Beruk, tokoh antagonis yang mengibarkan kiprahnya hingga saat ini. Yu Beruk selalu disebut tiap kali terlibat pentas Indonesia Kita pimpinan Butet Kartaredjasa dan Agus Noor.

Atas dedikasinya, perempuan kelahiran Bantul, 5 Januari 1950 ini meraih sejumlah penghargaan diantaranya; Anugerah Kebudayaan dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (2019), serta Dedikasi Seni Tradisi dan Bentara Buda dari Lembaga Kebudayaan Kompas Gramedia Bentara Budaya (2023).

Lalu apa tips Mbok Beruk hingga bisa eksis di seni tradisi lebih dari setengah abad? Bahkan sampai sekarang masih pentas di Taman Ismail Marzuki.

Selengkapnya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Sumisih Yuningsih (Mbok Beruk), Pelestari Seni Tradisi dari Kampung Dukuh Kelurahan Gedongkiwo Kecamatan Mantrijeron Yogyakarta. (yes/her)

Simak podcast wawancaranya: