Begini Cara Bandara Ahmad Yani Kelola Sampah Anorganik

Fajar Purwawidada
GM PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang Fajar Purwawidada (kiri) menjalin kerja sama dengan PT Mahkota Giovey Abadi dalam pengelolaan sampah anorganik.

Semarang, Idola 92,6 FM-Dalam mengelola sampah anorganik, Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang punya keseriusan tersendiri.

Salah satunya, dengan menggandeng vendor perusahaan PT Mahkota Giovey Abadi untuk pengelolaan sampah daur ulang.

General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang Fajar Purwawidada mengatakan pihaknya melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama, dalam pengelolaan sampah daur ulang dengan PT Mahkota Giovey Abadi. Pernyataan itu disampaikan melalui siaran pers, kemarin.

Fajar menjelaskan, kerja sama tersebut dilakukan dalam rangka pengelolaan lanjutan sebagai upaya meminimalkan sampah yang dihasilkan dari operasional bandara khususnya sampah anorganik.

Menurut Fajar, hal itu sebagai bentuk kontribusi positif bandara terhadap kelestarian lingkungan.

Selain itu, menjadi salah satu upaya dalam melakukan pengelolaan sampah guna mengurangi volume sampah yang akan dibuang ke TPA.

“Kerja sama ini kami lakukan sebagai salah satu upaya dalam berkontribusi pada kelestarian lingkungan. Saat ini, bandara sudah melakukan pengelolaan sampah dengan pemilahan sampah yang secara langsung dapat mengurangi volume sampah residu yang akan dibuang ke TPA,” kata Fajar.

Lebih lanjut Fajar menjelaskan, saat ini diperlukan penanganan serius terhadap permasalahan sampah agar tidak berdampak buruk pada lingkungan.

Selain itu, kerja sama yang dilakukan juga diharapkan bisa mengedukasi dan mengajak masyarakat untuk mengelola sampah dengan baik.

“Pengelolaan sampah bisa dilakukan dengan memilah sampah organik sebagai pakan maggot, dan anorganik untuk dilakukan pengelolaan lanjut sehingga bisa menghasilkan nilai ekonomis dan mengurangi sampah yang dikirim ke TPA,” jelasnya.

Diketahui, Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang saat ini sudah melakukan pengelolaan sampah dengan nilai residu buangan 50 persen serta menerapkan pengelolaan sampah dengan budaya maggot sebagai pengurai sampah organik.

Sedangkan sampah anorganik yang mempunyai nilai ekonomis dijual, dan hasilnya yang dipakai untuk pembiayaan operasional TPS di bandara. (Bud)