Ini Faktor Warga Semarang Tentukan Pilihan di Pilkada Berdasar Hasil Survei

Sufyanto
Sufyanto dari The Republic Institute (kanan) saat memaparkan hasil survei yang dilakukan untuk pilkada di Kota Semarang dan Jawa Tengah.

Semarang, Idola 92,6 FM-Tahapan Pilkada Serentak 2024 sudah digelar, dan sejumlah tokoh mulai muncul untuk menjadi calon pemimpin bagi masyarakat untuk menahkodai kabupaten/kota maupun provinsi.

Sebelum hari pemungutan suara dimulai, The Republic Institute melakukan survei kepada masyarakat yang akan menentukan hak pilihnya.

Sufyanto dari The Republic Institute mengatakan survei yang dilakukan itu, menjadi pertanggungjawaban kepada publik dalam melihat dan menakar calon pemimpin di masa mendatang. Hal itu dikatakan dalam diskusi Ngobrol Politik “Tergiur Figur” yang diadakan FWPJT dan Forwakot di Setos Cafe Semarang, Kamis (16/5).

Sufyanto menjelaskan, dalam survei yang dilakukan itu pihaknya menyerap informasi persoalan apa saja yang menjadi perhatian masyarakat Kota Semarang dan sebagai bahan bagi calon pemimpin untuk mencari solusinya.

Survei itu dilakukan untuk melihat dan menilai perilaku memilih masyarakat Kota Semarang, menjelang Pilkada Serentak 2024.

Apakah perilakunya masih dipengaruhi pemilu sebelumnya, atau sudah ada perubahan .

Menurutnya, survei dilakukan mulai 1-10 mei dengan jumlah 800 sampel dan teknik pengambilan sampel adalah stratified random sampling dengan margin error sebesar 3,2 persen.

“Permasalahan yang harus diselesaikan bagi pemimpin masa depan Kota Semarang paling besar adalah pemerataan atau penyaluran bantuan pemerintah, dan harga kebutuhan pokok yang terjangkau serta perbaikan infrastruktur. Kepastian memilih calon sudah mencapai 43,5 persen, dan belum pasti memilih 40 persen. Kepastian memilih itu berdasarkan ketokohan,” kata Sufyanto.

Sementara pengamat politik Undip Wahid Abdulrahman menambahkan, pilkada adalah perang bintang.

Menurutnya, kandidat dengan daya tarik besar biasanya paling dominan untuk menarik masyarakat.

Wahid menjelaskan, komposisi pemilih di Kota Semarang paling besar adalah usia muda dengan rentang 20-50 tahun.

“Stereotip yang merakyat atau dekat dengan masyarakat juga mempengaruhi pemilih. Kandidat yang menarik lebih sering diperhatikan,” ucap Wahid. (Bud)