Warning Dari BI, Harga Sembako Mulai Bergerak Naik Jelang Ramadan

Sembako
photo/istimewa

Semarang, Idola 92,6 FM-Menjelang Ramadan tahun ini, harga-harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat mulai mengalami kenaikan.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah mengingatkan masyarakat, untuk tidak Panic Buying dan tetap membeli kebutuhan pokok sesuai kebutuhan sehari-hari.

Plh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Nita Rachmenia mengatakan pada Februari 2024 sembilan daerah yang dilakukan penghitungan laju inflasi, menunjukkan inflasi sebesar 2,98 persen (yoy) dan berada di rentang sasaran target inflasi 2,5±1 persen. Hal itu disampaikan melalui siaran pers, kemarin.

Menurut Nita, secara spasial seluruh kabupaten/kota pencatat inflasi di Jateng mengalami inflasi.

Pada periode laporan, inflasi terutama dipengaruhi kenaikan harga komoditas pangan berupa beras, telur ayam ras dan daging ayam ras.

Nita menjelaskan, harga beras masih mencatatkan kenaikan seiring dengan sebagian besar wilayah sentra produksi di provinsi ini belum memasuki masa panen.

Pada telur dan daging ayam ras, harga turut meningkat seiring dengan kenaikan biaya produksi peternak akibat kenaikan harga pakan dan penurunan pasokan akibat sejumlah peternak melakukan afkir ayam.

“Harga beras diperkirakan akan berada pada tren penurunan di periode berikutnya, seiring dengan panen yang mulai berlangsung di beberapa wilayah seperti di Purworejo,” kata Nita.

Lebih lanjut Nita menjelaskan, peningkatan inflasi masih tertahan penurunan harga beberapa komoditas hortikultura seperti bawang merah, kol putih atau kubis dan tomat.

Penurunan harga tersebut berlangsung, seiring dengan kecukupan pasokan di provinsi ini.

“Sejumlah petani di Kabupaten Brebes melakukan panen dini untuk komoditas bawang merah dengan prakiraan luas lahan panen 150 hektare. Di sisi lain, panen dini dilakukan sebagai dampak dari kekhawatiran petani bawang merah terhadap curah hujan yang tinggi dan banjir di areal lahan bawang merah yang berisiko menganggu hasil panen,” jelasnya.

Nita menyebutkan, guna menjaga inflasi berada pada rentang sasaran maka Bank Indonesia bersama para pemangku kepentingan di daerah akan terus berkoordinasi dan bekerja sama melaksanakan berbagai program pengendalian inflasi.

Program pengendalian inflasi tersebut ditujukan, untuk menjaga kecukupan pasokan dan kelancaran distribusi barang atau komoditas di Jateng.

“Pada tahun 2024, inflasi IHK diperkirakan akan berada pada sasaran inflasi 2,5±1 persen,” pungkasnya. (Bud)