Seorang petani cabai champion lokal saat menjelaskan kepada pengunjung terkait hasil produksi cabai Kabupaten Magelang.

Magelang, Idola 92,6 FM-Champion Cabai Nasional menyambut positif hadirnya aplikasi Lelang Cabai, yang dinilai mampu menjadi solusi bagi petani dalam memerkuat akses pasar.

Aplikasi tersebut menjawab kebutuhan petani, terhadap transparansi harga dan pemasaran hasil panen.

Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia (ACCI) Tunov Mondro Atmojo mengatakan dengan adanya sistem lelang, petani berpeluang mendapatkan harga yang lebih wajar sesuai mekanisme pasar. Hal itu dikatakan usai peluncuran aplikasi Lelang Cabai yang dilakukan Gubernur Ahmad Luthfi di GOR Banyusidi, Kabupaten Magelang, kemarin.

Menurutnya, selama ini banyak petani yang masih bergantung pada tengkulak.

Meski begitu, ada juga yang sudah mulai berjualan lewat koperasi.

“Peluncuran aplikasi lelang cabai ini sebenarnya sudah lama ditunggu. Program yang menyentuh sektor pascapanen seperti ini sangat membantu, karena selama ini akses pasar petani sangat terbatas, begitu juga informasi harga,” kata Tunov.

Tunov memberi contoh petani cabai di Kabupaten Magelang, saat ini juga telah memanfaatkan keberadaan Koperasi Panca Arga Tani Gemilang.

Tercatat, ada dua ribuan petani cabai yang menjual hasil panennya melalui lelang secara lelang bersama di koperasi untuk mencari harga terbaik.

“Harga yang dianggap ideal bagi petani merujuk pada regulasi pemerintah, yakni sekitar Rp31 ribu per kilogram untuk cabai rawit merah dan Rp28 ribu per kilogram untuk cabai keriting merah. Harga tersebut sudah cukup memberikan keuntungan layak bagi petani,” jelasnya.

Lebih lanjut Tunov menjelaskan, secara budidaya, para petani sudah maksimal dalam hal produksi.

Namun, yang masih menjadi tantangan besar adalah pascapanen, terutama pada sisi pemasaran.

“Petani sebenarnya sudah mampu menghasilkan panen yang bagus. Tantangan yang belum bisa dikuasai adalah pascapanen, khususnya pemasaran. Karena itu aplikasi lelang ini kami harapkan bisa menjadi jawaban,” pungkasnya. (Bud)