Gubernur Ahmad Luthfi meninjau langsung desa di Sayung yang terendam banjir rob.

Semarang, Idola 92,6 FM-BBWS Pemali-Juwana menyebut, banjir rob di Kecamatan Sayung di Kabupaten Demak, diperparah karena tingginya sedimentasi di sungai-sungai setempat.

Hal itu terjadi, karena kawasan hutan yang rusak dan aliran hujan membawa material tanah masuk ke sungai.

Kepala BBWS Pemali-Juwana Fikri Abdurachman mengatakan rob dan banjir di Sayung Demak, sebagian akan tertangani dengan pembangunan tol Semarang-Demak sebagai tanggul. Hal itu dikatakan saat mengikuti rapat koordinasi penanganan banjir rob Demak di kantor gubernur, kemarin.

Menurut Fikri, memang dalam penanganan jangka pendek terkait bencana banjir yang perlu diperhatikan adalah Sungai Wulan.

Sebab, keberadaan Sungai Wulan untuk penanganan banjir di areal Demak dan Kudus serta Jepara.

Fikri menjelaskan, guna mengurangi dan menangani banjir di daerah Kudus dan Demak serta Pati itu dibutuhkan dana sekira Rp500 miliar hingga Rp600 miliar.

“Khusus untuk banjir Sayung, pada tahun 2021 kita sudah pernah melakukan kegiatan normalisasi. Tapi memang baru sekitar Rp131 miliar, untuk Sungai Sayung sekitar empat kilometer dan Sungai Babon serta saluran Ngepreh sekitar 900 meter. Yang kemarin didatangi bapak gubernur, memang sekarang kondisinya sudah penuh sedimentasi dari hulu akibat pembukaan hutan menjadi hutan produktif,” kata Fikri.

Lebih lanjut Fikri menjelaskan, perkara lainnya adalah soal penurunan muka tanah yang cukup tinggi di daerah Sayung dan hingga saat ini belum tertangani.

Oleh karena itu, perlu segera dilakukan normalisasi sungai dalam upaya mengurangi dampak banjir rob.

“Upaya lainnya adalah rencana untuk pembuatan tanggul laut yang sedang dikerjakan berupa pembangunan jalan tol Semarang-Demak. Struktur besar itu diharapkan bisa mengurangi masuknya air laut ke darat,” pungkasnya. (Bud)