Regional Head Astra Daihatsu Jateng, Bali Nusra Budhi Lau (kanan) saat menjelaskan kondisi pasar otomotif dalam negeri.

Semarang, Idola 92,6 FM-Pasar otomotif Jawa Tengah pada 2025, menghadapi tantangan berat.

Penjualan mobil tercatat turun tajam, termasuk yang dialami Astra Daihatsu.

Regional Head Astra Daihatsu Jateng, Bali Nusra Budhi Lau mengatakan berdasarkan data hingga Juli 2025, penjualan mobil Daihatsu di Jawa Tengah turun hingga 36 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hal itu dikatakan di sela kegiatan temu media di Semarang, Selasa (23/9).

Menurutnya, angka tersebut lebih dalam dibandingkan tren nasional yang hanya turun 12 persen.

Kondisi pasar di Jateng masih mirip dengan nasional, namun dampaknya lebih terasa.

Budhi menjelaskan, penurunan juga dialami di Kota Semarang yang menjadi kontributor utama penjualan Astra Daihatsu di Jateng.

Hingga Juli 2025, penjualan di Semarang turun 37 persen dan salah satu penyebab penurunan adanya kebijakan opsen di beberapa daerah, sehingga memengaruhi jumlah registrasi kendaraan baru.

“Meski demikian, posisi pangsa pasar Daihatsu masih cukup kuat. Pangsa pasarnya 14,3 persen di Juli, namun per Agustus 2025 Daihatsu kembali ke posisi dua dengan market share 14,5 persen, sejajar dengan posisi nasional,” kata Budhi.

Budhi berharap, tren positif tersebut bisa berlanjut hingga penutupan tahun.

Harapannya, Jateng tetap berada di ranking dua dan berbeda dengan tahun lalu yang hanya di peringkat tiga.

“Di akhir tahun saya melihat ada tren positif di kuartal IV yang dapat membantu mengangkat penjualan Daihatsu,” jelasnya.

*Grand Max Pickup dan Sigra Jadi Andalan*

Sementara itu, dalam kontribusi penjualan, dua model Daihatsu menjadi tulang punggung utama.

Yakni Grand Max Pickup tercatat menyumbang 31 persen dari total penjualan di Jateng, sedangkan Sigra menyumbang 24 persen.

Budhy menegaskan, secara segmentasi, pasar mobil di Jateng terbagi 36 persen untuk kendaraan komersial dan 64 persen untuk kendaraan penumpang. (Bud)