Semarang, Idola 92.6 FM – Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong beberapa waktu lalu mengatakan bahwa negaranya harus bersiap menghadapi lebih banyak guncangan, usai tarif resiprokal yang ditetapkan oleh pemerintah Amerika Serikat.

Wong mengatakan, ketenangan dan stabilitas global, tidak akan kembali dalam waktu dekat usai kebijakan tersebut. “Kita tidak bisa berharap bahwa aturan yang melindungi negara-negara kecil akan tetap berlaku. Saya sampaikan ini kepada Anda agar kita semua bersiap secara mental,” kata Lawrence Wong.

Maka, kata kuncinya adalah perubahan dan kesiapan untuk beradaptasi. Itulah kenapa–ketika dunia digemparkan oleh “Trump’s Reciprocal Tariff,” Perdana Menteri Lawrence Wong mengajak warga negara Singapura untuk “Bersiap Secara Mental.”

Akan tetapi, apakah pesan itu pula yang mendasari banyaknya orang sehingga mulai berbondong-bondong memburu emas batangan Antam. Benarkah keyakinan mereka bahwa emas adalah investasi yang paling aman dan menguntungkan di tengah situasi sekarang sehingga dengan berburu emas mereka bersiap secara mental?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber: Prof Rahma Gafmi (Ekonom/ Guru Besar Universitas Airlangga Surabaya) dan Esther Sri Astuti PhD (Direktur Eksekutif INDEF). (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya:

Artikel sebelumnyaAda 80 Ribu PMI di Kamboja Terjebak Judi Online dan Scamming
Artikel selanjutnyaMenyoroti Fenomena Ratusan Siswa SMP di Kabupaten Buleleng, Bali Tidak Bisa Membaca dengan Lancar