Kepala OJK Jateng Hidayat Prabowo saat bertemu Gubernur Ahmad Luthfi.

Semarang, Idola 92,6 FM-OJK Jawa Tengah menegaskan, kondisi sektor jasa keuangan per Juli 2025 dalam keadaan stabil.

Stabilitas tersebut ditopang likuiditas yang memadai, serta tingkat risiko yang terjaga.

Kepala OJK Jateng Hidayat Prabowo mengatakan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 1,78 persen (yoy) menjadi Rp469,23 triliun, sementara kredit tumbuh 1,44 persen (yoy) menjadi Rp420,96 triliun. Pernyataan itu disampaikan melalui siaran pers, kemarin.

Menurutnya, meski aset perbankan sedikit terkontraksi -0,09 persen (yoy) menjadi Rp579,51 triliun, namun kinerja intermediasi bank umum tetap terjaga dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 89,17 persen.

“Kami terus melakukan pengawasan intensif, termasuk memastikan bank membentuk cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang memadai,” kata Hidayat.

*Pertumbuhan di Sektor Syariah, BPR dan IKNB*

Hidayat menjelaskan, perbankan syariah di Jateng mencatat pertumbuhan aset 10,90 persen (yoy), dengan pembiayaan naik 10,82 persen (yoy).

Kinerja BPR/S juga positif, dengan DPK tumbuh 1,04 persen menjadi Rp39,55 triliun.

“Pada sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB), piutang perusahaan pembiayaan tumbuh 2,26 persen (yoy) mencapai Rp33,78 triliun. Modal ventura naik 4,54 persen, dana pensiun tumbuh 4,54 persen, dan penyaluran Fintech P2P Lending melonjak 29,44 persen menjadi Rp7,03 triliun,” jelasnya.

*Investor Pasar Modal Meningkat*

Lebih lanjut Hidayat menjelaskan, pasar modal Jateng juga menunjukkan geliat.

Jumlah investor reksadana naik 15,08 persen (yoy) menjadi 1,7 juta, investor saham meningkat 27,16 persen menjadi 876 ribu, dan investor SBN bertambah 17,40 persen menjadi 107 ribu. (Bud)