Refleksi Hari Bumi, Bagaimana Seharusnya Kita Bersikap agar Bumi tetap Terawat?

Ilustrasi: aribowo.net

Semarang, Idola 92.6 FM – Hari ini, 22 April dunia memperingatinya sebagai hari bumi. Hari ini, lebih dari satu miliar orang di 192 negara diperkirakan ikut dalam hari global aksi politik dan sipil bagi Bumi. Orang akan berpawai, menanam pohon, membersihkan kota, taman, pantai dan saluran air, politisi akan mengumumkan kebijakan, dan perusahaan berjanji mengupayakan keberlanjutan untuk menandai Hari Bumi 2019.

Earth Day Network (EDN), Jaringan Hari Bumi, organisasi yang memimpin perayaan Hari Bumi di seluruh dunia, menetapkan 2019 sebagai tahun untuk “Melindungi Spesies Kita.” Menurut EDN, tema tersebut dipilih untuk menyoroti fakta bahwa aktivitas manusia secara langsung terkait apa yang dirujuk oleh wartawati lingkungan Elizabeth Kolbert dalam bukunya, “The Sixth Extinction,” yang menggambarkan kepunahan massal yang disebabkan aktivitas manusia daripada penyebab alami. Hari Bumi, secara umum, memunculkan kesadaran yang lebih besar terhadap masalah lingkungan.

Lantas, apa makna dan pesan di balik tema “Melindungi Species Kita”? Melihat fenomena iklim global dan kerusakan lingkungan yang kian massif, bagaimana seharusnya kita bersikap agar bumi tetap terawat dan lestari? Di tengah menyongsong Hari Bumi tahun ini, baru-baru ini juga massif berbagai komunitas di berbagai daerah yang menonton film documenter The Sexy Killer produksi Watchdoc. Seberapa penting dokumentasi-dokumentasi semacam itu dalam upaya menjaga kesadaran bersama akan pentingnya menjaga lingkungan? Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang mewawancara Pengampanye iklim dan energi Greenpeace Indonesia Bondan Andriyanu. (Heri CS)

Berikut wawancaranya: