BI Dorong Pertanian Terintegrasi di Jateng

Rahmat Dwisaputra
Rahmat Dwisaputra, Kepala KPw BI Jateng.

Semarang, Idola 92,6 FM – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah mendorong terciptanya pertanian terintegrasi, guna mendukung circular economy atau ekonomi berkelanjutan. Yakni, pertanian yang meminimalkan sisa pembuangan dari hasil panen.

Kepala KPw BI Jateng Rahmat Dwisaputra mengatakan pertanian terintegrasi itu bisa disandingkan dengan sektor peternakan, salah satunya adalah peternakan sapi. Pernyataan itu dikatakan saat ditemui di Hotel Gumaya, belum lama ini.

Rahmat menjelaskan, dengan pertanian terintegrasi itu maka petani maupun peternak mampu memenuhi kebutuhan sendiri. Apabila terdapat kelebihan produksi, maka bisa dijual sebagai tambahan penghasilan.

Menurutnya, pertanian terintegrasi akan meminimalkan sisa panen terbuang sia-sia karena bisa digunakan sebagai pakan ternak. Sedangkan kotoran ternak, bisa dipakai sebagai pupuk maupun diolah menjadi biogas atau energi alternatif.

“Pertanian terintegrasi, nah itu juga termasuk circular economy. Jadi saat kita memelihara sapi, pakannya dari sisa-sisa tanaman pangan yang sudah dipanen. Misalnya jagung, ketela atau singkong dan tebu setelah itu sapi ini kotorannya bisa untuk pupuk. Pupuk ini bisa untuk memupuk tanaman pangan tadi. Jadi saling muter gitu aja,” kata Rahmat.

Lebih lanjut Rahmat menjelaskan, pertanian terintegrasi juga akan membantu pemerintah dalam upaya pengendalian harga dan peningkatan produktivitas pertanian maupun peternakan. Sebab, petani maupun peternak mampu menekan biaya produksi yang dikeluarkan.

“Kalau ini bisa berhasil, maka kita juga bisa menekan laju inflasi. Semua sektor pangan mampu terpenuhi dengan baik di Jawa Tengah,” pungkasnya. (Bud)