Semarang, Idola 92,6 FM-Central Java Renewable Energy Investment Forum (CJREIF) 2025, menawarkan sejumlah peluang investasi di antaranya pembangunan pembangkit tenaga minihidro di Banjaran dan Logawa-Banyumas.
Tercatat, potensi EBT di Jawa Tengah meliputi energi surya sebesar 194.280 MW, potensi energi angin 6.003 MW, bioenergi 105 MW dan potensi energi air 730.3 MW.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng Sakina Rosellasari mengatakan ajang CJREIF 2025 bertujuan, untuk memerkuat daya tarik investasi EBT di provinsi ini. Hal itu dikatakan di ajang CJREIF di Hotel Gumaya, Kemarin.
Sakina menjelaskan, investasi di Jateng selama ini memang didominasi sektor yang menyerap banyak pekerja.
Semisal industri garmen, aparel hingga alas kaki.
Menurut Sakina, seiring waktu banyak investor yang menanamkan modal pada energi baru terbarukan (EBT).
Para investor rerata bergerak di bidang baterai kendaraan listrik, panel surya dan kendaraan ramah lingkungan.
“Sampai triwulan pertama 2025, investasi renewable energy itu baik panel surya, baterai, kendaraan listrik itu sudah 25 pelaku usaha, realisasi investasinya bertahap tercatat Rp4,33 triliun,” kata Sakina.
Lebih lanjut Sakina menjelaskan, guna menggairahkan investor, maka pemerintah juga memberi insentif keringanan pajak kepada para pemodal yang menerapkan prinsip usaha ramah lingkungan.
Pemprov Jateng sesuai kewenangannya, bisa memberikan kewenangan pajak air permukaan dan bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB).
“Syarat ajukan keringanan ada 15 parameter, misal penetapan upah minimal, tenaga kerja tercover BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan, ada lagi satu klausul menggunakan EBT. Itu wajib, kalau tidak itu gugur,” pungkasnya. (Bud)