Semarang, Idola 92,6 FM-Realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Jawa Tengah periode 2015 sampai 2025, mencapai Rp361,36 triliun dengan 10,31 juta debitur.
Sepanjang tahun ini, dari Januari sampai 9 Oktober, setidaknya 667.067 debitur telah melakukan akad dengan nilai mencapai sekira Rp34,73 triliun.
Gubernur Ahmad Luthfi mengatakan KUR merupakan kebijakan pemerintah, dan perbankan diminta memfasilitasi pembiayaan dengan suku bunga rendah, khususnya bagi pelaku UMKM. Hal itu dikatakan saat ditemui di Semarang, kemarin.
Menurutnya, ada 20 bank di Jateng yang menyalurkan KUR kepada UMKM dan salah satunya adalah Bank Jateng.
Luthfi menjelaskan, UMKM merupakan salah satu tulang punggung ekonomi di Jateng.
Total ada sekira 4,2 juta UMKM yang tersebar di 35 kabupaten/kota.
“Dengan biaya bunga yang rendah, kemudian bank-bank ikut menggerakkan ekonomi di basis mikro, yaitu usaha mikro, kecil dan menengah. Kalau mereka berkembang, maka secara tidak langsung akan menumbuhkembangkan ekonomi baru di wilayah kita,” kata Luthfi.
Lebih lanjut Luthfi menjelaskan, jenis dan skema KUR yang diberikan kepada pelaku UMKM terdiri dari KUR Supermikro dengan plafon maksimal Rp20 juta untuk usaha ultra mikro/pemula.
Kemudian KUR Mikro dengan plafon lebih dari Rp10 juta-Rp100 juta bagi usaha kecil yang ingin berkembang; KUR Kecil dengan plafon lebih dari Rp100 juta-Rp500 juta untuk usaha yang sudah tumbuh.
Ada juga KUR Pekerja Migran bagi calon pekerja migran sebagai modal kerja/pelatihan, dan KUR Khusus untuk kelompok usaha klaster sektor produktif seperti pertanian, perikanan, peternakan dan UMKM dengan plafon hingga Rp500 juta per anggota. (Bud)