Desa Troso, Menjaga Warisan Tenun dengan Motif Popular

Troso 07

Mas Awang sedang menggambar motif kain tenun Troso. (Photo: Yudhi Arunggani / Astin)
Mas Awang sedang menggambar motif kain tenun Troso. (Photo: Yudhi Arunggani / Astin)

Tenun Troso berbeda dengan Flores, Sumba, Lombok maupun Bima yang memiliki motif dan corak khusus. Di desa ini, sulit menemukan kekhasan tenun Desa Troso, karena beragamnya motif. Hal ini dikarenakan, motif dan corak tenun Desa Troso mengikuti tren dan atau sesuai pesanan (on demand).

Meskipun tidak memiliki kekhasan, tapi inilah wujud kearifan lokal masyarakat Troso. Menciptakan motif dan corak dengan semangat budaya populer. Tak heran jika saat ini, motif dan corak tenun Bali mendominasi desa ini, karena memang disanalah distribusi terbesar kain tenun Desa Troso dipasarkan, selain Jakarta dan Surabaya.

Jika dibandingkan kondisi di daerah Flores, Sumba, Lombok maupun Bima, yang mulai kesulitan dalam regenerasi pengrajin, tidak demikian yang terjadi di Desa Troso Jepara. Semangat mempertahakan tradisi tenun, salah satu hal yang sangat membanggakan dari desa itu. Stigma menenun sebagai pekerjaan yang rumit dan bukan pekerjaan yang menjanjikan dibandingkan bekerja di kota, tidak terjadi di desa ini.