Properti Kota Semarang Kian Menggeliat

Paramount Land (photo: rumah.com)

IdolaFM, Semarang – Pertumbuhan masyarakat perkotaan selalu diiringi tingkat kebutuhan akan hunian yang nyaman dan terjangkau. Saat ini, Kota Semarang masih menjadi lahan yang potensial untuk sektor bisnis property, baik landed house maupun apartemen. Sementara untuk rumah sederhana atau rumah dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), sudah tidak memungkinkan di Kota Semarang. Sebab, lahan yang ada semakin kurang dan makin mahal.

Ketua Pusat Infomasi Penanaman Modal (PIPM) Kota Semarang, Stephanus Cahyanto Kristiadi. menyatakan, meski fluktuasi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat tidak menentu, tetapi sektor properti tetap diminati. “Bisnis properti yang potensial di Kota Semarang.”

Ervan Adi Nugroho (photo: suarakarya)
Ervan Adi Nugroho (photo: suarakarya)

Kota Semarang yang menjadi lahan bisnis properti menguntungkan, mengundang perhatian developer nasional untuk ikut ambil bagian. Presiden Direktur Paramount Land Ervan Adi Nugroho mengatakan, pihaknya akan membangun Paramount Village dan kawasan komersial yang ada di Kawasan Simongan Semarang Barat. Tidak tanggung-tanggung, total investasinya mencapai Rp. 500 miliar dan berdiri di atas lahan seluas kurang lebih sembilan hektar.

Tidak hanya Paramount Land, pengembang perumahan lokal yang membidik perumahan kelas menengah ke atas juga tidak ketinggalan. Salah satunya Dafam Land, yang saat ini sedang berkonsentrasi membangun hunian eksklusif di wilayah Kedungmundu. Corporate Public Relations and Promotion Dafam Land Robert Erwyn menyatakan, setiap pembelian unit di Gaia Resident, konsumen akan memeroleh smart invesment dan smart home.

Sementara, Wakil Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Jateng Dibya Hidayat berharap, sektor properti di Tanah Air, khususnya di provinsi ini terus bertumbuh. Yakni di semester kedua ini, pertumbuhan ekonomi akan semakin mendorong permintaan akan perumahan di masyarakat.

Menggeliatnya bisnis properti di Kota Semarang memang menggembirakan iklim investasi di Kota Semarang. Namun, Pemkot juga harus memerhatikan, jangan sampai hal itu mengabaikan aspek daya dukung alam dan lingkungan di sekitarnya, sehingga tak berdampak buruk di masa yang akan datang. (HeriCS)