Fasilitas Ruang Laktasi Di Jateng Belum Memadai

Ibu Atiqah Ganjar Pranowo saat menjadi narasumber Journey To Success on Stage Radio Idola.

Semarang, Idola 92.6 FM – Upaya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam memfasilitasi ibu-ibu untuk menyusui dianggap sudah hampir merata. Ruang laktasi setidaknya sudah ada di kantor-kantor pemerintahan, bandara, pusat perbelanjaan dan terminal. Namun, fasilitas yang diberikan belum sesuai harapan dan kadang tempat tempat umum lainnya belum tersedia ruang laktasi.

Demikian dikemukakan Atiqoh Ganjar Pranowo, Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Tengah dalam talkshow Journey to Succes bertema “Perempuan, Ibu Kahidupan,” yang digelar Radio Idola bekerjasama dengan Kampung Semarang, Selasa (26/4) lalu. Istri orang nomor satu di Jawa Tengah itu mengatakan, saat ini secara keseluruhan di Jawa Tengah ruang laktasi bagi ibu menyusui sudah banyak tersedia. Namun, belum memadai dari segi penempatan tempat ataupun sarana dan prasarana lainnya. Hal itu karena tempatnya yang jauh dari jangkuan masyarakat.

Ibu Tia Hendrar Prihadi (kiri) saat menjadi narasumber Journey To Success on Stage Radio Idola.
Ibu Tia Hendrar Prihadi (kiri) saat menjadi narasumber Journey To Success on Stage Radio Idola.

Atiqoh menjelaskan, pada tempat umum jumlah ruangan laktasi memang jauh dari kebutuhan yang ada. “Namun, saat ini Pemprov Jateng khususnya tim penggerak PKK akan terus berupaya menambah ruang laktasi khususnya ditempat tempat umum,” ujar Atiqoh kepada hadirin.

Sementara itu, Ketua Tim penggerak PKK Kota Semarang, Tia Hendrar Prihadi mengatakan, saat ini di Pemerintah Kota Semarang sudah banyak tersedia ruang laktasi khususnya di kantor pemerintahan, pusat perbelanjaan, dan juga fasilitas umum lainnya. Namun, saat ini pihaknya terus mengupayakan adanya penambahan ruang laktasi khususnya di perusahaan swasta karena banyak karyawan yang masih memberikan ASI eksklusif walaupun bekerja.

Tia menambahkan, saat ini memang membutuhkan kerjasama dengan pihak swasta untuk penambahan ruang laktasi khususnya di perusahaan-perusahaan swasta. Sebab, semakin berkembang kemajuan zaman saat ini banyak ibu-ibu bekerja yang masih tetap memberikan ASI untuk buah hatinya. (Widy Wicaksono/Heri CS)