Mendorong Lokomotif Perekonomian Jawa Tengah

Ilustrasi.

Semarang, Idola 92.6 FM – Salah satu cita-cita proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia, yakni menuju masyarakat yang sejahtera, adil, dan makmur seperti tertuang dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945. Ini menjadi cita cita bangsa Indonesia saat ini. Begitu pula Jawa Tengah sebagai bagian dari bangsa Indonesia, tentu juga memiliki cita-cita yang sama. Salah satu syarat untuk bisa mewujudkan cita cita itu adalah adanya pembangunan, yang selain menghasilkan pertumbuhan ekonomi juga harus menjanjikan pemerataan.

Salah satu aktor utama dalam pertumbuhan ekonomi adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam isitilah Presiden Jokowi, BUMN adalah “lokomotif penggerak perekonomian”. Sementara, terkait pemerataan, kebijakan kebijakan pemerintah menjadi faktor yang menentukan.

Namun, bicara soal pemerataan, kita di hadapkan pada kenyataan yang memprihatinkan. Indeks Rasio Gini, sebuah alat untuk mengukur tingkat kesenjangan sosial di masyarakat, menunjukkan bahwa kesenjangan di Indonesia sangat besar. Menurut Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Rasio Gini di Indonesia sudah mencapai angka 0.41-0.45. Angka ini sangat memperihatinkan dan dianggap sudah memasuki fase “Lampu Kuning”, karena apabila rasio gini sudah mencapai angka 0.5 maka dapat dikatakan sudah memasuki kesenjangan sosial yang berbahaya bagi kestabilan sebuah negara. Hal lain yang memprihatinkan adalah, bahwa kesenjangan itu bukan saja terjadi antar kelas ekonomi tapi juga antar wilayah di Indonesia.

Nah, berbicara soal pemerataan, banyak pihak yang bisa berperan dalam mengurangi jurang kesenjangan yang terjadi di negri ini. Sektor perbankan misalnya, memiliki peran sebagai lembaga intermediasi atau perantara antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana, yang bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan rakyat. Sementara, perusahaan perusahaan besar bisa berperan melalui Tanggung Jawab Sosial atau Corporate Social Responsibility, apalagi secara legal dan moral, perusahaan besar memang di tuntut untuk itu, sehingga bisa terjadi trickle down effect di mana yang besar membantu yang kecil.

Bagaimana mendorong lokomotif perekonomian di Jawa Tengah? Kebijakan apa saja yang di butuhkan untuk mengurangi kesenjangan di masyarakat? Radio Idola akan mendiskusikannya dalam event “Semarang Trending Topic” dengan judul “Mendorong Lokomotif Perekonomian Jawa Tengah”, menghadirkan narasumber perwakilan dari Direksi Bank Jateng, Bank Direksi Indonesia, Perwakilan Pemprov Jateng dan Prof Andreas Lako, Pakar CSR (Corporate Sosial Responsibility) dari Unika Sugiyopranoto Semarang. Diskusi akan di laksanakan hari Kamis 28 Juli 2016 di Hotel Grasia Semarang. Undangan gratis dan terbatas bisa anda dapatkan dengan menghubungi Rekasi Radio Idola di 024 6710808. (Doni Asyhar)