Meningkatkan Literasi Bangsa, Turunkan Harga Buku

Semarang, Idola 96.2 FM – Pernahkah anda perhatikan, saat sedang naik kendaraan umum atau menunggu penerbangan di bandara, apa yg dilakukan orang orang disekitar anda?. Mungkin mayoritas dari anda akan menjawab, mereka sibuk dengan gadget-nya. Ya, bisa jadi itu adalah cerminan dari ketidakakraban orang Indonesia dengan buku.

Data UNESCO tahun 2012 menunjukkan, indeks tingkat membaca orang Indonesia hanyalah 0,00. Itu artinya, dari 1.000 penduduk, hanya ada 1 orang yang mau membaca buku dengan serius. Dengan rasio ini, berarti diantara 250 juta penduduk Indonesia, hanya 250.000 yang punya minat baca. Ini sangat berbanding terbalik dengan jumlah pengguna internet di Indonesia yang mencapai 88,1 juta pada 2014. Waduh!

Ini data terbaru! Menurut data World’s Most Literate Nations, yang disusun oleh Central Connecticut State University tahun 2016, peringkat literasi kita berada di posisi kedua terbawah dari 61 negara yang diteliti!.

Indonesia hanya lebih baik dari Bostwana, negara di kawasan selatan Afrika. Fakta ini didasarkan pada studi deskriptif dengan menguji sejumlah aspek, antara lain mencakup lima kategori, yaitu, perpustakaan, koran, input sistem pendidikan, output sistem pendidikan, dan ketersediaan komputer.

Menanggapi data data itu, Mujib Rahmat, Anggota Komisi X DPR RI, dalam acara diskusi pagi di Radio Idola “Panggung Civil Society“ hari selasa 26 april 2016, mengatakan, dari sisi SDM, kita memang tertinggal jauh dari negara lain, karena budaya baca dan tulis mereka lebih maju. Di Indonesia, budaya membaca dan menulis masih rendah, karena bangsa kita lebih banyak yang suka melihat, daripada membaca dan menulis.

Karena itu, kata Mujib, pihaknya terus mendorong Kemendikbud, untuk melakukan berbagai langkah-langkah, mulai dari meningkatkan kualitas perpustakaan nasional, melakukan kegiatan safari gemar membaca, dan menggalakkan jurnal jurnal nasional.

Sementara, disisi pengajaran, menurut Mujib, kemampuan guru juga harus ditingkatkan, sehingga guru tidak hanya mengajar, tapi bisa juga meningkatkan budaya tulis menulis di kalangan siswa.

Mujib Rahmat juga menyoroti soal mahalnya harga buku, karena itu dia meminta pemerintah untuk bisa mengupayakan, agar harga buku bisa terjangkau masyarakat. (Doni Asyhar)