Topic Of The Day: Membangun Etika Berbangsa Dimulai Dari Keluarga

Semarang, Idola 92.6 FM – Setelah tujuh dekade membangun bangsa ternyata sikap positif, seperti berani mengakui kesalahan, jujur, dan amanah, serta tunduk pada aturan hukum belum sepenuhnya menjadi karakter masyarakat Indonesia secara umum. Padahal, kemajuan suatu bangsa salah satunya ditentukan perilaku rakyatnya.

Simpulan ini mengemuka dalam hasil pengumpulan opini harian Kompas kemarin. Secara umum publik menilai, saat ini penerapan sejumlah ‘nilai-nilai luhur’ dan ‘perilaku negarawan’ dalam kehidupan bermasyarakat cenderung memudar.

Apa persisnya yang dimaksud dengan Negarawan? Menyitir Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), negarawan adalah ahli dalam kenegaraan, ahli dalam menjalankan negara, pemimpin politik, yang secara taat asas, menyusun kebijakan negara dengan sudut pandang ke depan atau mengelola masalah negara dengan kebijaksanaan dan kewibawaan. Dalam pengertian itu, tersirat di dalamnya sifat-sifat positif negarawan seperti mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi dan golongan, berbudi luhur, dan menjunjung keadilan serta memiliki toleransi yang tinggi.

Sifat negarawan menjadi relevan dilekatkan pada diri pribadi ketika manusia bersepakat menjalani kehidupan berbangsa. Filsuf Yunani Kuno, Aristoteles, pernah mengatakan, manusia adalah zoon politicon atau makhluk social. Dalam konteks ini, manusia secara bersama-sama berniat mewujudkan kehidupan bernegara yang lebih baik. Sifat negarawan dalam masyarakat menjadi penting nilainya. Dalam konteks ini bisa disimpulkan membangun etika bangsa (mau tidak mau) harus dimulai dari keluarga. Sekadar membandingkan, di Amerika Serikat, semua anak-anak lazim diajarkan nilai-nilai etis utama atau core ethical values sejak usia dini. Nilai-nilai itu meliputi Trustworthiness (amanah), respect (menghormati), responsibility (tanggungjawab), fairness (keadilan), caring (peduli), and citizenship (menjadi warga Negara yang baik).

Ratna Megawangi

Kini, esensi dari sikap kenegarawanan yang mestinya tumbuh bersemi pada segenap anak bangsa itu semakin terkikis. Bisa dikatakan ini menunjukkan situasi penurunan kualitas etika berbangsa. Lalu, apa faktor utama penyebab semakin pudarnya sikap kenegarawan anak-anak bangsa? Kenapa, kualitas etika kita dalam berbangsa cenderung semakin menurun? Benarkah, penurunan itu menjadi ‘rapor’ kualitas pendidikan dalam keluarga, mengingat pendidikan karakter atau budi pekerti, yang paling utama mesti diajarkan oleh keluarga di rumah? Lalu, bagaimana cara mengurai benang kusut ini?

Nah, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, kami berbincang dengan: Letjen (Purn) Kiki Syahnakri (Ketua Badan Pengkajian Persatuan Purnawirawan TNI AD, mantan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat) beserta seorang pakar parenting yang juga pendiri “Sekolah Karakter SEMAI BENIH BANGSA” Ratna Megawangi. Ph.D. (Heri CS)

Podcast wawancara lewat telepon Radio Idola dengan Ratna Megawangi