BNN Usul Dibuatkan Laboratorium Khusus Narkotika ke Presiden Joko Widodo

Semarang, 92.6 FM-Narkotika jenis baru yang masuk ke Indonesia semakin banyak, dan petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) kesulitan ketika ada temuan zat adiktif baru. Oleh karenanya, perlu dibangun laboratorium khusus yang meneliti zat adiktif berbahaya.

Kepala BNN Komjen Budi Waseso usai memberi pengarahan di hadapan ratusan personel TNI/Polri di Balai Prajurit Makodam IV/Diponegoro Selasa (4/4) mengatakan, pihaknya sudah mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo agar dibuatkan laboratorium khusus narkotika. Sebab, sekarang ini makin marak jenis narkotika baru yang masuk ke Indonesia. Sehingga, dengan laboratorium itu bisa digunakan untuk mendeteksi makanan atau minuman yang diduga mengandung narkoba.

Buwas menyebutkan, jaringan narkotika di dalam mengedarkan jenis baru itu semakin beragam. Saat ini, di dunia ada 800 narkotika jenis baru dan 60 di antaranya sudah masuk di Indonesia. Namun, karena personel BNN kesulitan menganalisanya, hanya 43 saja yang terdeteksi sebagai narkoba jenis baru. Sehingga, masih ada 17 jenis narkoba baru beredar bebas tanpa bisa diungkap.

“17 jenis narkoba baru sekarang beredar tanpa kita ketahui masuk golongan yang mana. Sehingga, kita perlu membangun yang namanya laboratorium khusus narkoba untuk mendeteksi masuk golongan apa,” jelas Buwas.

Lebih lanjut mantan kabareskrim Mabes Polri itu menjelaskan, saat ini ada 72 jaringan narkoba yang mengedarkan narkotika di Indonesia. Mereka tersebar di 11 negara yang merupakan penyuplai terbesar narkoba di Indonesia, melalui Malaysia dan Singapura. (Bud)