Bagaimana Mengedukasi Pendidikan Politik bagi Milenial?

Semarang, Idola 92.6 FM – Jumlah pemilih milenial pada Pemilihan Umum 2019 diperkirakan mencapai lebih dari separuh total pemilih. Pendidikan politik bagi generasi milenial diperlukan. Selain untuk meningkatkan partisipasi, pendidikan politik juga penting untuk mengendalikan penyebaran hoaks, mengingat lebih dari separuh generasi aktif ini aktif menggunakan media sosial.

Pengamat politik dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Djayadi Hanan, mengatakan, pendidikan politik tersebut harus diberikan dengan sistematis dan berbasis digital sesuai dengan karakteristik mereka yang aktif berjejaring social. Dengan bekal pengetahuan politik, menurut Djayadi, para milenial ini akan kritis menangkap pemberitaan. Ia memperkirakan, ada sekitar 55 persen pemilih dari generasi milenial (berusia 17-38 tahun) pada Pemilu 2019. Dari jumlah tersebut, 60 persen hingga 70 persen generasi milenial aktif di dunia maya.

Lantas, melihat potensi ini, bagaimana idealnya pendidikan politik bagi generasi milenial? Sejauh ini, pendidikan politik bagi kaum milenial sudahkah dilakukan? Jika belum, siapa yang mesti melakukannya? Menurut Anda, benarkah, asumsi yang menyatakan, pemilih di kalangan milenial sangat menentukan siapa yang akan terpilih sebagai Presiden di Pilpres 2019 mendatang? Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang mewawancara Pengamat politik dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Djayadi Hanan. [Heri CS]

Berikut diskusinya: