Bagaimana Menyemai Pola Pikir Kritis kepada Mahasiswa sebagai Benteng Menangkal Radikalisme di Kampus?

Semarang, Idola 92.6 FM – Penangkapan tersangka teroris di kompleks kampus Universitas Riau Pekanbaru beberapa waktu lalu memantik perhatian semua pihak. Sebab, peristiwa di Unri tersebut bisa jadi merupakan fenomena puncak gunung es ancaman radikalisme di lembaga pendidikan terutama universitas.

Paham radikalisme di kampus dinilai tak hanya cukup ditangkal dengan pemahaman bela negara dan wawasan kebangsaan. Perlu dikembangkan pola pikir kritis. Perguruan tinggi perlu memperkuat strategi untuk melawan radikalisme. Sebab, mahasiswa tak hanya cukup dibekali nilai dasar kebangsaan dan Pancasila, tetapi juga perlu digiatkan pemikiran kritis untuk membentengi diri dari pengaruh radikalisme.

Pengamat pendidikan Doni Koesoema menilai kemampuan berpikir kritis lebih dibutuhkan di level mahasiswa. Karena dengan begitu, mahasiswa akan mampu menyeleksi informasi yang diterima, memperkaya informasi dari berbagai sudut pandang, dan kemudian bisa menarik kesimpulan berdasarkan data yang tepat.

Lantas, bagaimana menyemai pola pikir kritis kepada mahasiswa sebagai benteng untuk menangkal radikalisme di kampus? Seberapa optimal sebenarnya, upaya pemerintah melalui pemahaman bela Negara dan wawasan kebangsaan?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni Pengamat Pendidikan Doni Koesoema dan Dr Arie Sudjito (Ketua Departemen Sosiologi FISIPOL UGM Yogyakarta). [Heri CS]

Berikut diskusinya:

Artikel sebelumnyaPolda Jateng Antisipasi Titik Pasar Tumpah
Artikel selanjutnyaTerminal Baru Bandara Ahmad Yani Diresmikan Presiden Jokowi