Jateng Menjadi Program Percontohan Pemanfaatan Energi

Semarang, Idola 92.6 FM – Secara nasional, dalam memenuhi kebutuhan energi, Indonesia memiliki target bauran energy 23 persen pada tahun 2025. Terkait dengan ini, Provinsi Jawa Tengah menjadi tempat percontohan pelaksanaan empat proyek Program Dukungan Lingkungan Fase 3 atau ESP3 Danida-Denmark. Pengembangan sumber energi dari sampah domestik, limbah industri kecil, dan pemanfaatan sinar surya dikerjakan untuk mengatasi permasalahan energi sekaligus berkontribusi pada penurunan emisi gas rumah kaca.

Keempat program itu yakni: program pemanenan biogas dari Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Jatibarang Semarang, pengolahan limbah cair dari pengolahan tepung aren menjadi Mi di Klaten, pemanfaatan sampah domestik TPA Tritih Lor menjadi refuse derived fuel (RDF) substitusi batubara yang digunakan pabrik semen PT Holcim Indonesia dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Pulau Parang, Pulau Genting, dan Pulau Nyamuk di Kepulauan Karimunjawa Jepara.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Jawa Tengah Sujarwanto Dwiatmoko menuturkan, selain menyelesaikan permasalahan lingkungan dan menyediakan sumber energy, program ini sangat berpotensi ikut meningkatkan pengetahuan dan teknologi bagi masyarakat setempat. Ke depan, program ini diharapkan bisa mendukung pertumbuhan hijau serta adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di Indonesia. Pada kesepakatan Paris, Indonesia berkomitmen emisi 29 persen dengan upaya sendiri dan 41 persen dengan bantuan luar negeri.

Lantas, bagaimana progresnya hingga saat ini? Apa dampak yang diharapkan dari program ini? Cukup signifikankah ini untuk upaya penggunaan energy terbarukan? Apa tantangan terbesar program ini? Pihak mana saja yang digandeng pemerintah provinsi Jawa Tengah? Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang mewawancara Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Jateng Sujarwanto Dwiatmoko. [Heri CS]

Berikut diskusinya: