Bagaimana Mewujudkan Daya Saing SDM dalam Mencapai Target Pertumbuhan Ekonomi?

Semarang, Idola 92.6 FM – Di hadapan Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, miliarder China Jack Ma mengungkapkan bahwa teknologi dapat menyebabkan perang dunia ketiga. Karena sejarah menunjukkan inovasi teknologi adalah faktor utama di balik konflik global. Peringatan ini bukan yang pertama kalinya dilontarkan pe pendiri Alibaba ini. Pada 2017, Ma membuat komentar yang mirip dan mengatakan bahwa perkembangan pembelajaran mesin dan kecerdasan buatan atau artificial intelligent (AI) kemungkinan akan menghasilkan Perang Dunia III.

Hal senanda juga sempat diungkapkan oleh miliarder teknologi lain, Elon Musk. Kepala eksekutif Tesla itu mengatakan tahun lalu bahwa persaingan antar negara untuk menjadi pemimpin di bidang Al kemungkinan besar akan menyebabkan Perang Dunia II. Pada topik robot dan AI, Jack Ma menekankan pentingnya pendidikan, bahwa orang muda harus dapat melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan mesin.

Nah, terkait dengan ini, penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berdaya saing menjadi satu hal penting dalam menyongsong kemajuan di era AI. Segaris lurus dengan itu, pemerintah kini memfokuskan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 pada peningkatan kualitas SDM. Produktivitas dan daya saing SDM menjadi kunci mencapai target pertumbuhan ekonomi bangsa ke depan yang ditarget 5,4 hingga 6 persen.

Pada RPJMN 2020-2024 fokus pada dua isu strategis yaitu pendidikan dan kesehatan. Aspek pendidikan menitikberatkan peningkatan jumlah tenaga kerja tersertifikasi untuk memenuhi kebutuhan pada era revolusi industry 4.0. Transformasi digital begitu cepat sehingga tenaga kerja berkualitas harus dipersiapkan agar tidak membebani angka pengangguran dan kemiskinan.

Lantas, manakala daya saing SDM menjadi kunci mencapai target pertumbuhan ekonomi peta jalan (roadmap) seperti apa yang mesti disiapkan untuk mewujudkannya? Bagaimana pula meningkatkan kontribusi pengembangan teknologi dan ilmu pengetahuan? Apa tantangan terbesar dalam menyelesaikan persoalan ini semua?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Direktur Pendidikan Tinggi, Iptek, dan Kebudayaan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Amich Alhumami, Ph.D, dan Rektor Universitas Paramadina Jakarta Prof Firmanzah. (Heri CS)

Berikut diskusinya:

Artikel sebelumnyaKPID Jateng Sebut Radio Gelap Jadi Sarana Kampanye di Pemilu 2019
Artikel selanjutnyaMenakar Kepatutan Pejabat Publik dalam Pelaporan Harta Pribadi melalui LHKPN, Kenapa para Pejabat Malas Lapor Kekayaan? Apa yang Terjadi?