Fed Tahan Suku Bunga, BI Jateng Sebut Sinyal Bagus Bagi Pertumbuhan Ekonomi Global

Yogyakarta, Idola 92,6 FM – Federal Reserve Amerika Serikat menahan suku bunga acuannya tidak berubah, dan menjadi sinyal jika tahun depan Amerika Serikat tidak terjadi resesi. Kondisi itu akan berdampak baik bagi pertumbuhan ekonomi di negara-negara negara berkembang, termasuk Indonesia.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah Soekowardojo mengatakan suku bunga acuan Amerika Serikat yang tidak berubah, dibarengi dengan penurunan suku bunga dalam negeri hingga empat kali sejak Juli 2019. Penurunannya, masing-masing 25 basis poin atau turun hingga 100 basis poin menjadi lima persen.

Menurutnya, kabar suku bunga acuan Amerika Serikat yang bertahan dan tidak berubah menjadi angin segar bagi negara-negara berkembang.

Soekowardojo menjelaskan, suku bunga Amerika Serikat yang sudah bertahan dan tidak berubah itu harus bisa dimanfaatkan para pelaku usaha di Tanah Air. Terutama, bagi para pelaku ekspor. Sebab, dengan semakin banyak aktivitas ekspor akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

“Kita lihat, ruang penurunan suku bunga di Amerika sudah berhenti. Sudah hampir tidak akan turun lagi. Itu diterjemahkan, Amerika sebenarnya kayaknya tidak jadi resesi. Kalau tidak jadi resesi, mestinya itu akan menyumbang terhadap pertumbuhan ekonomi dunia. Kenapa kita selalu sibuk mikirin global? Karena kita sebagai negara terbuka yang kecil itu sangat tergantung dari apa yang terjadi di dunia. Karena, ekspor kita tergantung dengan negara lainnya,” kata Soeko, Kamis (12/12).

Lebih lanjut Soekowardojo menjelaskan, untuk tahun depan dirinya tetap optimistis ekonomi dalam negeri tetap tumbuh positif. Bahkan, bisa lebih tinggi sedikit dibanding tahun ini.

“Kalau untuk Jawa Tengah, pertumbuhan ekonominya titik atas antara 5,3 sampai 5,7 persen. Kita tetap optimis, pertumbuhan ekonomi tahun depan tetap terjadi,” pungkasnya. (Bud)