Lereng Gunung Slamet Terbakar Lagi, BPBD dan TNI/Polri Upayakan Pemadaman

Lereng di Gunung Slamet yang kembali terbakar. (Photo: ISTIMEWA)
Lereng di Gunung Slamet yang kembali terbakar. (Photo: ISTIMEWA)

Semarang, Idola 92.6 FM – Lereng Gunung Slamet yang ada di wilayah Dukuh Sawangan, Desa Sigedong, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal kembali terbakar, Selasa (17/9) sore kemarin. Tepatnya, di wilayah Bukit Igir Genting Petak 16 yang masuk wilayah Kabupaten Tegal.

Kalahar BPBD Jawa Tengah Sudaryanto mengatakan informasi adanya kebakaran hutan di lereng Gunung Slamet, sudah dalam upaya pemadamanan dari relawan bersama BPBD setempat dibantu TNI/Polri.

Sudaryanto menjelaskan, kebakaran hutan di lereng Gunung Slamet itu diketahui juga menjalar hingga ke wilayah Brebes, Purbalingga dan Banyumas. Informasi yang didapat, areal hutan terbakar sudah mencapai lebih dari 10 hektare.

Menurutnya, para petugas menggunakan cara manual untuk proses pemadamannya dengan melokasir membuat parit atau sekat di sekitar hutan yang terbakar.

“Sebenarnya Minggu kemarin sudah padam semua, tetapi ini yang di lereng sebelah utara itu terbakar lagi. Bisa jadi karena anginnya kencang. Teman-teman relawan yang ada di sana beserta TNI/Polri dan juga BPBD di wilayah sana siaga semua untuk memadamkan. Para relawan kami apresiasi kerjanya, penuh keikhlasan. Kalau dilihat di videonya memang ngeri itu,” kata Sudaryanto, Rabu (18/9).

Lebih lanjut Sudaryanto menjelaskan, pihaknya mengerahkan segala daya dan upaya dalam proses pemadaman api di lereng Gunung Slamet. Karena, upaya pemadaman bisa berhasil jika semua elemen termasuk pimpinan ikut bergerak.

“Contoh kebakaran di lereng Gunung Merbabu itu Pak Ganjar hadir, dan menggerakkan seluruh potensi yang ada. Sekarang, lereng di Gunung Merbabu sudah padam,” jelasnya.

Sudaryanto menyatakan, puncak musim kemarau yang terjadi pada September 2019 ini harus diantisipasi semua pihak. Oleh karena itu, tidak heran jika larangan pendakian dan juga warga sekitar mencari rumput ke atas gunung sementara dihentikan.

“Memang instruksinya itu kan para pendaki diarahkan ke pos terdekat, untuk ikut membantu memadamkan api. Kalau warga desa di sekitar lereng, hati-hati saat mengumpulkan rumput kering untuk pakan ternaknya,” pungkasnya. (Bud)