Pemkab Grobogan Sebut 110 Desa Terdampak Kekeringan

Bupati Grobogan Sri Sumarni mengisi jeriken milik warga yang antre mendapatkan air bersih di Kecamatan Kradenan, Selasa (24/9).
Bupati Grobogan Sri Sumarni mengisi jeriken milik warga yang antre mendapatkan air bersih di Kecamatan Kradenan, Selasa (24/9).

Grobogan, Idola 92.6 FM – Musim kemarau tahun ini yang dirasakan cukup panjang, berdampak pada pasokan air bersih terbatas. Akibatnya, warga kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

Bupati Grobogan Sri Sumarni mengatakan musim kemarau tahun ini, memang membuat warganya kesulitan mendapatkan pasokan air bersih. Banyak warga yang kemudian, harus menghemat pemakaian air bersih untuk keperluan sehari-hari.

Menurutnya, dari 19 kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Grobogan itu 16 kecamatan di antaranya terdampak kekeringan.

Sumarni menjelaskan, pemkab sudah berupaya melakukan droping air bersih kepada wilayah-wilayah yang terdampak kekeringan. Kepala desa setempat juga diminta proaktif, untuk melakukan pendataan jika dirasa kebutuhan air bersih bagi warganya masih kurang.

“Ada 16 kecamatan yang semuanya mengalami kekeringan, dan dari 273 desa ditambah tiga kelurahan itu 110 desa di antaranya kekeringan. Pemerintah daerah sudah berusaha mengirim air bersih tiap hari. Sedangkan areal pertanian yang bisa teraliri air dari Waduk Kedungombo, itu hanya 30 persen dari total seluruh areal pertanian di wilayah Grobogan,” kata Sumarni di sela pendistribusian air bersih di Kecamatan Kradenan, Selasa (24/9).

Sumarni lebih lanjut menjelaskan, pada Masa Tanam (MT) pertama tahun ini untuk wilayah pertanian yang bisa dialiri air dari Waduk Kedungombo bisa diperluas. Di antaranya untuk di wilayah Kecamatan Penawangan, Klambu, Brati dan juga di Godong.

“Mudah-mudahan, upaya ini bisa membantu petani Grobogan dalam mendapatkan air untuk lahan sawahnya. Masak areal sawah yang dialiri hanya 30 persen saja, seharusnya bisa ditambah menjadi paling tidak 50 persen dari total lahan pertanian,” pungkasnya. (Bud)