Pemprov Jateng Koordinasi Dengan Pemprov Jatim Soal Pencemaran Sungai Bengawan Solo

Gubernur Ganjar Pranowo memberikan penjelasan kepada media terkait pencemaran Sungai Bengawan Solo.
Gubernur Ganjar Pranowo memberikan penjelasan kepada media terkait pencemaran Sungai Bengawan Solo.

Semarang, Idola 92.6 FM – Pemprov Jawa Tengah sudah berkoordinasi dan berkomunikasi dengan Pemprov Jawa Timur, terkait dengan pencemaran yang terjadi di Sungai Bengawan Solo. Dari hasil investigasi awal, dugaan pencemaran adanya pipa siluman.

Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan dirinya mengaku sudah bertemu dengan Gubernur Jatim Khofifah Indarparawansa, mengenai adanya pencemaran yang terjadi di Sungai Bengawan Solo. Pencemaran yang terjadi di Sungai Bengawan Solo ini, dari hasil investigasi awal karena adanya pipa-pipa siluman di dasar sungai.

Pipa-pipa siluman yang diduga berasal dari pabrik itu, jelas Ganjar, diduga mengeluarkan limbah dan mencemari sungai. Pipa-pipa limbah yang diduga dari pabrik di sekitar sungai itu, tidak pernah diketahui kapan mulai ada.

Menurutnya, pipa-pipa itu diyakini cukup banyak di dasar Sungai Bengawan Solo.

“Saya ketemu Mbak Khofifah untuk bareng-bareng kita selesaikan. Tadi malam kita juga lagi rapat persiapan kongres sampah, kita sekaligus bicarakan itu. Karena ini mengalirnya jauh sekali, melintasi banyak kabupaten dan ada di dua provinsi. Maka, kita sudah sampaikan. Dinas Lingkungan Hidup saya juga sudah berjalan terus, Balai Besar Wilayah Sungai juga sudah kita dorong. Maka nanti, kita bertemu untuk menyelesaikan itu karena ada pipa-pipa siluman,” kata Ganjar, Jumat (13/9).

Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, karena adanya kasus pencemaran di Sungai Bengawan Solo itu pihaknya akan mencoba mengedukasi pabrik-pabrik untuk membuat instalasi pengelola air limbah (IPAL).

“Pencemarannya itu tidak hanya di Blora, tapi juga sampai ke Jawa timur. Kita belum tahu tepatnya pipa siluman itu, tapi diyakini tidak hanya satu,” jelasnya.

Diketahui, aliran air di Sungai Bengawan Solo melintasi Kecamatan Cepu di Kabupaten Blora mengalami pencemaran parah. Kondisi airnya berwarna hitam pekat, berbusa dan mengeluarkan bau tidak sedap. (Bud)

Artikel sebelumnyaApindo Jateng Minta Pemerintah Buka Kran Impor Mesin Bekas
Artikel selanjutnyaOJK Pilih Jateng Jadi Provinsi Pertama Gerakan Indonesia Menabung