Warga Kutabawa Nikmati Jaringan Air Bersih Setelah Puluhan Tahun Alami Kekeringan

Gubernur Ganjar Pranowo menyapa warga Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga usai meresmikan penggunaan jaringan air bersih.

Semarang, Idola 92.6 FM – Salah satu warga Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, Riyoto mengaku senang dengan adanya jaringan air bersih di desanya. Dirinya mengaku sejak kecil sampai berusia lanjut, harus berjalan kaki ke lereng Gunung Slamet. Karena, air bersih menjadi barang langka bagi warga di desanya.

“Desa kami jauh dari sumber mata air. Di sini tidak ada sumber mata air. Sejak zaman nenek moyang dulu selalu kekeringan,” kenang Riyoto.

Bagi warga yang mampu ekonominya, lanjut Riyoto, membeli air bersih Rp2000 per jerikennya. Air bersih itu digunakan untuk makan dan minum, dan sebagian untuk keperluan mandi.

Gubernur Ganjar Pranowo menyatakan, warga Desa Kutabawa yang sejak puluhan tahun warga kesulitan mendapatkan air bersih, sekarang bisa berbahagia. Dengan selesainya pembangunan jaringan air bersih, warga tidak harus berjalan kaki sejauh 18 kilometer.

Menurutnya, pembangunan jaringan air itu dimulai pada 2017 ketika mendapat laporan dari warga yang selalu kesulitan air bersih.

“Ini sebenarnya di Purbalingga butuh air bersih sudah lama, dari dulu tidak pernah bisa dapat. Pada saat kunjungan kerja saya beberapa waktu itu, masyarakat meminta air bersih, karena jaraknya cukup jauh 18 kilometer. Dengan naik turun dan sumbernya di Gunung Slamet yang ada di Banyumas, maka pada saat ini diprogramkan dengan baik. Alhamdulillah, sudah jadi. Akhirnya, masyarakat bisa mendapatkan air. Pak kades dan pengelola bisa mengatur, agar masyarakat bisa mendapatkan air bersih melalui jaringan air,” kata Ganjar, Minggu (14/7).

Ganjar menjelaskan, pembangunan jaringan air bersih itu diharapkan bisa dimanfaatkan masyarakat sebaik-baiknya. Sehingga, bisa memanfaatkan sumber air bersih Kutabawa di saat musim kemarau. (Bud)