Berita Hoax Muncul Karena Didasari Kepentingan Yang Buat

Ridwan Sanjaya
Ridwan Sanjaya, Rektor Unika Soegijapranata Semarang sekaligus pakar IT.

Semarang, Idola 92,6 FM – Berita hoax atau berita menyesatkan terus muncul, dan membuat masyarakat sulit membedakan berita benar atau berita yang mengandung kebohongan. Pakar IT menyebutkan, meningkatnya berita bohong di masyarakat karena banyak kepentingan yang melatarbelakanginya.

Rektor Unika Soegijapranata sekaligus pakar IT, Ridwan Sanjaya mengatakan berita bohong dalam beberapa tahun terakhir ini terus mengalami peningkatan. Bahkan, media penyebarannya tidak hanya satu sumber saja.

Menurutnya, banyak media yang dipakai untuk menyebarkan berita bohong kepada masyarakat. Mulai dari situs berita abal-abal, hingga aplikasi pesan singkat dan aplikasi media hiburan.

Ridwan menjelaskan, makin banyak media yang digunakan untuk menyebarkan berita bohong maka peluang korban hoax semakin banyak. Karena, selalu ada kepentingan di balik penyebaran berita bohong.

“Memang peningkatan itu selalu ada. Apalagi soal kepentingan dan literasi digital juga naik. Jadi, literasi digital itu bukan berarti mereka paham lho. Tapi, mereka bisa pakai dan dipakai untuk tujuan benar atau salah. Ketika mereka tahu punya keperluan, maka mereka menggunakan cara yang salah,” kata Ridwan di sela menjadi pembicara “Berlindung Dari Hoax”, Senin (14/12) sore.

Sementara Ketua Komisi A DPRD Jateng Mohamad Saleh menambahkan, di era kemajuan teknologi sekarang ini dibutuhkan kecerdasan sosial untuk menangkal berita bohong. Sehingga, masyarakat harus terus dipahamkan tentang bagaimana mengantisipasi dan tidak menjadi korban berita bohong.

“Kita berharap, hoax ini ditekan semaksimal mungkin di masyarakat. Hoax ini cukup mengganggu kehidupan masyarakat. Kita sepakat hoax ini harus diminimalkan, sehingga ke depan dengan adanya literasi media itu kita harapkan akan meminimalkan penyebaran hoax,” ujar Saleh.

Lebih lanjut Saleh meminta masyarakat mulai membiasakan untuk melakukan pengecekan terhadap berita yang diterima sebelum dibagikan ke orang lain. Sehingga, masyarakat bisa lebih cerdas di dalam memilih dan memilah berita yang diterima sebelum ikut menyebarkan. (Bud)