Dinkes Jateng Tambah Tempat Tidur di Rumah Sakit

Pemeriksaan COVID-19 secara acak di Bandara Ahmad Yani
Sejumlah tenaga medis melakukan pemeriksaan COVID-19 secara acak di Bandara Ahmad Yani Semarang.

Semarang, Idola 92,6 FM – Dinas Kesehatan Jawa Tengah sudah berkoordinasi dengan seluruh rumah sakit daerah milik pemerintah, untuk menambah jumlah tempat tidur dalam penanganan pasien COVID-19. Selain tambahan tempat tidur, juga dilakukan penambahan kamar ICU di masing-masing rumah sakit.

Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo mengatakan sampai dengan saat ini, okupansi di seluruh rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 masih aman. Namun, dalam pekan ini jumlah tempat tidur dan ruang isolasi di setiap rumah sakit pemerintah akan ditambah.

Yulianto menjelaskan, penambahan tempat tidur dan ruang isolasi juga dibarengkan dengan penambahan peralatan yang dibutuhkan. Di antaranya adalah ventilator.

Menurutnya, penambahan jumlah tempat tidur di seluruh rumah sakit itu nanti akan ada 520 unit di 52 rumah sakit rujukan di Jateng.

“Walaupun begitu kita akan menambah, baik jumlah ICU maupun tempat isolasi. Walaupun masih belum mengkhawatirkan sekali sebenarnya, tetapi kita tetap antisipasi itu penting. Kita di rumah sakit milik pemerintah daerah dalam minggu ini akan menambah jumlah tempat tidur dan isolasi,” kata Yulianto usai mengikuti rapat evaluasi penanganan COVID-19, Selasa (17/11).

Sementara Gubernur Ganjar Pranowo menyatakan, pihaknya akan melakukan banyak antisipasi dan pencegahan terhadap kegiatan kemasyarakatan yang sifatnya pengumpulan massa. Baik itu kegiatan keagamaan ataupun sosial.

Menurutnya, menjelang akhir tahun diperkirakan akan banyak kegiatan yang sifatnya kerumunan massa.

“Sekarang semua kita minta seluruh agenda yang ada di kabupaten/kota, tolong dilaporkan agar kita bisa antisipasi. Karena sekarang klaster keluarga mulai muncul, maka kita minta untuk digerakkan Jogo Tonggo diaktifkan. Siapkan juga skenario penanganannya,” ujar Ganjar.

Lebih lanjut Ganjar menjelaskan dalam mencegah penyebaran pandemi COVID-19 di masa libur panjang, dirinya sepakat jika tidak ada waktu cuti bersama. Hal itu merujuk pada usulan yang dilontarkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), agar kasus COVID-19 tidak terus mengalami penambahan. (Bud)