Dinkes Jateng Terus Minta RS Rujukan Tambah Tempat Tidur

Ilustrasi tempat tidur pasien
Ilustrasi tempat tidur pasien.

Semarang, Idola 92,6 FM – Guna mengantisipasi kekurangan tempat tidur untuk penanganan pasien COVID-19, Dinas Kesehatan Jawa Tengah meminta seluruh rumah sakit rujukan menambah kapasitas tempat tidur. Baik untuk di tempat isolasi, maupun di ruang Intensive Care Unit (ICU).

Kepala Dinkes Jateng Yulianto Prabowo mengatakan sampai dengan saat ini, Jateng masih memiliki 1.401 tempat tidur isolasi di rumah sakit dan 185 tempat tidur di ICU. Namun demikian, seluruh rumah sakit rujukan COVID-19 terus diminta untuk menambah jumlah tempat tidur di isolasi dan ICU.

Menurutnya, kabupaten/kota di Jateng juga bisa bekerja sama dengan pihak perhotelan dalam penyediaan tempat isolasi bagi pasien tanpa gejala.

Yulianto menjelaskan, untuk pekan kemarin sudah ada tambahan tempat tidur di isolasi sebanyak 508 unit dan 69 unit tempat tidur di ICU. Diharapkan, pada pekan berikutnya sudah ada penambahan lagi untuk tempat tidur isolasi dan ICU.

“Catatan kami sampai kemarin itu, tempat tidur isolasi ada 5.124 dan yang terpakai 3.889 tempat tidur. Yang tersedia ada 1.235 tempat tidur. Artinya apa, keterisiannya sekitar 75 persen. Keterisian 75 persen itu rata-rata Jawa Tengah. Memang ada yang hampir 100 persen, tapi ada juga yang kosong. Ini kita mempunyai sistem rujukan secara elektronik mengatur rumah sakit yang penuh kirim yang kosong,” kata Yulianto, kemarin.

Terpisah, Gubernur Ganjar Pranowo menyatakan bahwa pemprov akan membuat tempat isolasi terpusat di beberapa wilayah. Hal tersebut dilakukan, untuk mengantisipasi penambahan jumlah kasus temuan baru dari hasil testing PCR.

“Sebenarnya sudah banyak. Kalau Kota Semarang sudah dari dulu, di rumah dinas pak wali. Kita juga bantu dengan Hotel Kesambi. Kita lebih dulu sebenarnya. Hanya memang karena di kabupaten/kota ada yang suruh nyiapin, umpama Banyumas juga sudah bisa. Dia buat di Baturraden. Cuma di Kota Pekalongan ada hotel yang tidak mau, makanya kita sekarang akan cari. Kita akan tindak lanjuti apa yang disampaikan Pak Luhut, agar kabupaten/kota menyiapkan. Sehingga, kalau mereka diisolasi akan nyaman,” ujar Ganjar.

Lebih lanjut Ganjar juga meminta kepada pemkab/pemkot di Jateng, bersikap antisipatif dan prediktif dalam memprioritaskan kelompok rentan yang memiliki penyakit bawaan. Tujuannya, agar bisa dipisahkan setelah dilakukan tes PCR guna mengurangi tingkat fatalitas karena sudah diketahui sejak dini penanganannya. (Bud)