Tempat Tidur di RS Rujukan Terus Ditambah

Ilustrasi

Semarang, Idola 92,6 FM – Dinas Kesehatan Jawa Tengah meminta rumah sakit rujukan COVID-19, untuk menambah jumlah tempat tidur guna merawat pasien terkonfirmasi virus Korona. Penambahan tempat tidur itu, hanya sebatas sebagai upaya antisipasi apabila terjadi ledakan kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo mengatakan meskipun kasus COVID-19 tinggi karena peningkatan jumlah tes yang dilakukan, namun sampai saat ini ketersediaan kamar tidur atau tempat tidur di rumah sakit rujukan dan tempat isolasi masih mencukupi.

Menurutnya, ruang gawat darurat atau ICU di sejumlah rumah rujukan juga masih aman. Namun, rumah sakit rujukan tetap diminta untuk melakukan penambahan.

Yulianto menjelaskan, saat ini total ruang isolasi di rumah sakit rujukan ada 5.124 tempat tidur dan baru terpakai 3.889 tempat tidur atau sekira 76 persen. Sedangkan untuk ICU dari 402 ruang, saat ini terpakai 253 ruang atau sekira 63 persen.

“Untuk keterisian tempat tidur, ICU dan isolasi itu sudah di atas 60 persen. Kalau sudah di atas 60 persen, kita harus nambah bed ya. Dan sekarang sudah kita tambah dalam minggu ini. Tempat tidur isolasinya sudah bertambah 508 bed, dan tempat isolasi tambah 68 tempat tidur. Dan ini akan kita tambah terus,” kata Yulianto, kemarin.

Sementara Gubernur Ganjar Pranowo menyatakan, seluruh kabupaten/kota di Jateng bisa saling bekerja sama untuk merawat pasien terkonfirmasi COVID-19 apabila rumah sakit rujukan di tempatnya sudah di atas 80 persen.

Bahkan, gubernur juga mengizinkan dan menyarankan menyewa hotel di wilayah masing-masing untuk tempat isolasi bagi pasien terkonfirmasi COVID-19 kategori tanpa gejala.

“Dan kita sudah minta bupati/wali kota enggak usah panik kalau tempat isolasinya kurang. Anda boleh sewa hotel saja, itu malah lebih enak. Tempatnya bagus, bisa dikontrol dan itu akan lebih baik. Kita dorong seperti itu,” ujar Ganjar.

Ganjar lebih lanjut menjelaskan, pihaknya terus meminta kabupaten/kota untuk menggiatkan dan menegakkan protokol kesehatan di tengah masyarakat. (Bud)