DPRD Jateng Ucapkan Terima Kasih Aksi Demo Berjalan Kondusif

Mayjen TNI Bakti Agus Fadjari
Perwakilan buruh memberikan bunga kepada Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Bakti Agus Fadjari saat aksi unjuk rasa, Senin (12/10) kemarin.

Semarang, Idola 92,6 FM – Aksi unjuk rasa yang berlangsung di depan kantor DPRD Jawa Tengah pada Senin (12/10) kemarin, mendapat apresiasi dari kalangan anggota dewan. Baik dari pihak kepolisian maupun dari para pengunjuk rasa, bisa saling menjaga sikap dan tidak saling memancing emosi.

Anggota Komisi E DPRD Jateng Yudi Indras Wiendarto mengaku senang, karena aksi unjuk rasa bisa berjalan kondusif dan aman. Aksi damai yang dilakukan para buruh dan disambut sikap positif dari kepolisian, patut menjadi contoh bagi gerakan aksi massa lainnya saat menyampaikan pendapat terkait penolakan UU Cipta Kerja.

Menurutnya, aksi yang tidak merusak fasilitas umum dan tidak merugikan kepentingan masyarakat harus terus dilakukan setiap mengggelar unjuk rasa di mana saja.

Yudi menjelaskan, munculnya aksi unjuk rasa yang berujung pada tindakan anarkis itu tidak lepas dari masih rendahnya pemahaman pendidikan karakter di sekolah.

“Kita lihat hari ini jauh lebih tertib ya. Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh aparat kepolisian, bahwa pak kapolda dan panglima semua jajaran turun. Jadi, saya ucapkan terima kasih kepada jajaran kepolisian karena hari ini demo yang ada sudah kondusif. Dan sepertinya tidak ada susupan-susupan, serta tidak ada peserta demo yang bertindak anarkis. Ini murni menyampaikan aspirasi,” kata Yudi, kemarin.

Terpisah, Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Iskandar Fitriana Sutisna juga memberi apresiasi kepada buruh yang mampu menjaga sikap dan tidak berlaku anarkis saat berunjuk rasa.

Menurutnya, unjuk rasa merupakan bentuk penyampaian aspirasi dari masyarakat tetapi harus tetap memerhatikan situasi.

“Kami apresiasi dan acungi jempol. Buruh beri kami bunga, kami balas dengan pemberian minuman. Semoga, aksi demo lainnya bisa seperti ini terus,” ucap Iskandar.

Iskandar lebih lanjut meminta kepada para buruh atau kelompok masyarakat lain yang akan menyampaikan aspirasinya, bisa menggunakan sarana lain tanpa harus turun ke jalan dalam jumlah besar. Sebab, kerumunan dengan ribuan orang dikhawatirkan bisa menjadi klaster penularan COVID-19. (Bud)