Menuju Indonesia Maju 2045, Apa yang Mesti Disiapkan Dalam Kurun Waktu 10 tahun ke Depan?

Indonesia 2045

Semarang, Idola 92.6 FM – Keberhasilan mewujudkan cita-cita Indonesia maju tahun 2045 ditentukan dalam 10 tahun mendatang. Agenda pembangunan mesti menitikberatkan pada upaya mengatasi pelambatan pertumbuhan ekonomi dan risiko geopolitik. Hal itu mengemuka dalam diskusi panel yang digelar harian Kompas, baru-baru ini, bertema “Menuju Indonesia Maju 2045”.

Kita ketahui, Indonesia Maju 2045 diukur dari sejumlah indikator ekonomi. Mengutip Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), produk domestik bruto (PDB) per kapita Indonesia pada 2045 ditargetkan mencapai 23.199 dollar AS.

Menurut Rektor Unika Atmajaya, A Prasetyantoko, agenda pembangunan sampai 2030 menentukan keberhasilan cita-cita Indonesia maju 2045. Sehingga, dalam kurun waktu 10 tahun, Indonesia harus memperkuat pijakan dalam aspek ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Pertaruhan Indonesia adalah 10 tahun mendatang yang dilihat dari dua aspek penting yakni populasi dan kualitas sumber daya manusia.

Prasetyantoko
A Prasetyantoko, Rektor Unika Atmajaya.

Faktor demografi tersebut menentukan keberhasilan Indonesia menjadi negara maju. Oleh karena itu, langkah pemerintah untuk berinvestasi besar-besaran guna memperbaiki kualitas sumber manusia dinilai sudah tepat.

Sementara itu, Kepala Lembaga Demografi Universitas Indonesia Turro S Wongkaren berpandangan, perbaikan system pendidikan penting mengingat survei Lembaga Demografi UI pada 2015 memperlihatkan bahwa 48 persen lulusan perguruan tinggi bekerja dengan kualifikasi pekerjaan lebih rendah dibandingkan dengan pendidikan mereka—sebanyak 22 persen bekerja tidak sesuai sesuai jurusan dan 40 persen bekerja di bidang yang bisa menampung lulusan semua jurusan.

Lantas, jika agenda pembangunan sampai 2030 menentukan keberhasilan cita-cita Indonesia maju 2045, maka dalam kurun waktu 10 tahun ke depan, apa yg mesti disiapkan? Bagaimana pula mengatasi tantangan perlambatan ekonomi?

Guna mendiskusikan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Rektor Unika Atmajaya A Prasetyantoko dan Kepala Lembaga Demografi Universitas Indonesia Turro S Wongkeran. (Heri CS)

Berikut diskusinya: