Pembobolan Data Pelanggan Kembali Terjadi, Benarkah Ini Menjadi Bom Waktu bagi Perusahaan Teknologi di Indonesia?

Peretasan Tokopedia

Semarang, Idola 92.6 FM – Tokopedia dilaporkan mengalami peretasan, bahkan jumlahnya diperkirakan 91 juta akun dan 7 juta akun merchant, tidak lagi 15 juta seperti diberitakan sebelumnya. Padahal di tahun 2019, Tokopedia mengungkapkan bahwa ada sekitar 91 juta akun aktif di platformnya. Artinya hampir semua akun di Tokopedia berhasil diambil datanya oleh peretas.

Pelaku menjual data di darkweb berupa user ID, email, nama lengkap, tanggal lahir, jenis kelamin, nomor handphone dan password yang masih ter-hash atau tersandi. Semua dijual dengan harga US$5.000 atau sekitar Rp74 juta. Bahkan ada 14.999.896 akun Tokopedia yang datanya saat ini bisa didownload.

Terjadinya klaim bahwa data pelanggan Bukalapak telah dicuri dan dijual kepada pihak ketiga menimbulkan kekhawatiran akan keamanan data digital. Pembobolan data digital pelanggan menjadi bom waktu karena perusahaan tidak terlatih menghadapi kebocoran data. Ketua dan Pendiri Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) Ardi Sutedja menyatakan, masalah kebocoran data menjadi bom waktu bagi perusahaan teknologi di Indonesia. Sebab, saat ini tidak banyak perusahaan rintisan yang mempublikasikan kebijakan pengelolaan data pribadi para pelanggannya secara transparan kepada publik.

Menurutnya, perusahaan teknologi seharusnya memahami bahwa saat ini data menjadi aset yang paling penting dalam kelangsungan bisnisnya. Oleh karena itu, dia menganggap isu kebocoran data seharusnya disikapi serius karena menyangkut reputasi dan kredibilitas perusahaan. Menurutnya, dugaan peretasan data pelanggan menunjukkan kelemahan sistem keamanan data yang dimiliki perusahaan. Hal tersebut dapat berdampak pada menurunnya kepercayaan pelanggan maupun investor yang menanamkan modalnya dalam perusahaan tersebut.

Lantas, terkait problem ini—bagaimana mestinya upaya yang mesti ditempuh oleh Pemerintah dan perusahaan berbasis teknologi agar tak kembali terjadi? Mengulasnya, radio Idola Semarang mewawancara Founder Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) Ardi Sutedja. (Heri CS)

Berikut podcast wawancaranya: