Pemprov Jateng Pastikan Stok Pangan Masih Aman

Rapat koordinasi
Gubernur Ganjar Pranowo memimpin rapat koordinasi membahas soal dampak penyebaran virus Korona di Jateng, Selasa (17/3).

Semarang, Idola 92,6 FM – Bahan-bahan kebutuhan pokok masyarakat yang ada di Jawa Tengah masih tersedia, dan jumlahnya mencukupi untuk tujuh bulan mendatang. Pemprov meminta masyarakat tetap tenang, dan tidak perlu memborong kebutuhan pokok sehari-hari.

Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan tersedianya kebutuhan pokok masyarakat yang ada di Jateng, jangan lantas membuat masyarakat berbelanja secara berlebihan. Masyarakat bisa berbelanja seperlunya saja, sesuai dengan kebutuhan yang biasanya.

Ganjar menjelaskan, untuk komoditas pangan berupa beras yang menjadi kebutuhan utama masyarakat masih mencukupi. Bahkan, pada April 2020 nanti jateng akan masuk panen raya beras sebanyak 1,6 juta ton.

Sedangkan untuk komoditas lainnya, untuk jagung juga ada cadangan sebesar 1,7 juta ton dan ditambah panen raya di April nanti juga sebanyak 1,7 juta ton. Namun, khusus untuk jagung masih dibagi dengan kebutuhan pakan ternak dan langsung habis di bulan yang sama.

“Stok pangan Alhamdulillah kalau beras kita aman, beras itu sampai tujuh bulan masih aman. Untuk stok pangan ini, biar masyarakat tidak panik sekali lagi kebutuhannya jangan diborong banyak-banyak. Kami lagi mengejar dua kebutuhan yang nonpangan, yaitu masker dan alkohol. Alhamdulillah, perusahaan alkohol sudah siap untuk memberikan kepada kita. Tunggal saja, dibeli dan kami akan buat larangan aturan untuk ekspor alkohol dan ekspor masker. Yang pabrik masker juga sudah ada yang baru, saya minta segera diproduksi maskernya banyak-banyak,” kata Ganjar, kemarin.

Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, khusus untuk komoditas gula pasir yang sudah menipis dan tinggal 500 ton sedang diusahakan impor dari Thailand. Namun demikian, masyarakat bisa menggunakan gula aren atau gula semut sebagai penggantinya.

“UKM kita ada sedikit gangguan. Di gula. Maka pak wagub juga menyampaikan, gulanya diganti saja jangan gula pasir atau gula tebu. Diganti gula aren boleh atau gula semut dan kelapa juga boleh. Sehingga, ini diversitinya bisa kita dorong. Kalau pak wagub usulannya bagus, kita gak usah pakai gula tebu tapi gula aren atau gula semut. Itu kan kalorinya juga rendah, dan industri itu bisa tumbuh,” jelasnya.

Sementara, terkait dengan pasokan bawang putih sedang dalam proses impor dari Tiongkok sesuai rekomendasi dari Kementerian Perdagangan. (Bud)