Nyengkuyung Menghadapi Virus Corona?

Corona Virus

Semarang, Idola 92.6 FM – Salah satu kunci menghadapi penyebaran Covid-19 adalah kolaborasi. Sebagai pandemi, seluruh dunia perlu bahu membahu dan saling belajar.

Indonesia dinilai dapat menggunakan berbagai contoh negara-negara lain dalam membangun sendiri system kepemimpinan selama masa krisis corona. Selain itu, Indonesia pun perlu belajar pada empati tokoh-tokoh ataupun pesohor dunia pada upaya mengatasi krisis pandemi corona.

Dari China, orang terkaya di Asia, Jack Ma, mengumumkan telah mengirim 500.000 perangkat uji untuk mengetahui seseorang terinfeksi atau tidak ke Amerika Serikat. Pemilik Alibaba itu, juga menyebut 1 juta amsker dikirim secara bertahap ke AS. Seluruh barang itu merupakan sumbangan pribadi konglomerat China itu. Sumbangan sejenis dikirimkan pula ke beberapa negara Eropa yang kini tengah jadi pusat wabah.

Salah satu dari lima orang terkaya dunia, Bill Gates juga tak ketinggalan. Ia mengumumkan hibah 100 juta dollar AS untuk mengatasi dampak wabah itu.

Di Prancis, para perusahaan barang mewah mulai memproduksi hand sanitizer dan mengesampingkan produksi parfum mewahnya. Louis Vuitton, induk usaha perusahaan barang mewah seperti Christian Dior, Guerlain, dan Givenchy, sepakat membantu pemerintah untuk memberantas virus corona. Caranya dengan memproduksi hand sanitizer dan membagikan secara gratis.

Kemudian, di Portugal —megabintang sepakbola Christiano Ronaldo dikabarkan akan mengubah hotel yang ia miliki menjadi rumah sakit untuk membantu penanganan virus corona. Di Indonesia sebuah brand produk obat Kimia Farma pun melakukan upaya serupa dengan menjual masker seharga 2 ribu Rupiah—meski dibatasi per orangnya.

Peneliti Senior Institute Developing Enterpreneurship Sutrisno Iwantono meminta pengusaha tidak hanya memikirkan diri sendiri dengan terus meminta insentif dampak virus Corona atau Covid-19. Sebaliknya, ia juga meminta ikut memikirkan aspek kemanusiaan dengan membantu pemerintah mengatasi penyebaran virus corona. Iwantono mengakui bahwa kasus COVID-19 mempunyai dampak ekonomi. Untuk itu, ia mengapresiasi langkah pemerintah yang sudah menerbitkan paket stimulus jilid 1 dan jilid II.

Lantas, dalam situasi krisis corona, bagaimana memobilisasi dan mendorong segenap elemen masyarakat untuk bersama-sama nyengkuyung atau gotong royong dalam menghadapi persoalan ini? Hal apa pula yang perlu terus disampaikan ke publik agar tak memicu kepanikan? Mendiskusikan ini, radio Idola Semarang mewawancara Budayawan dan Ahli filsafat dari Universitas Negeri Jakarta Saifur Rohman. (Heri CS)

Berikut wawancaranya: