BKIPM Semarang Siapkan Jalur Udara Pengiriman Produk Perikanan ke Luar Negeri

BKIPM Semarang
BKIPM Semarang.

Semarang, Idola 92,6 FM – BKIPM Semarang akan terus berupaya untuk menggenjot ekspor produk perikanan, dengan membuka akses transportasi udara. Tujuannya, agar ekspor produk perikanan dari Jawa Tengah bisa langsung dikirim ke negara tujuan.

Kepala BKIPM Semarang Gatot Perdana mengatakan apabila pengiriman produk perikanan Jateng menggunakan pesawat terbang, maka akan semakin cepat dalam menggenjot aktivitas ekspor di dalam negeri. Pernyataan itu dikatakannya saat ditemui di kantornya, kemarin.

Menurutnya, potensi kargo pengiriman produk perikanan dari Jateng menggunakan pesawat terbang jika di rata-rata di atas tujuh ton setiap harinya.

Gatot Perdana
Gatot Perdana, Kepala BKIPM Semarang.

Gatot menjelaskan, sejauh ini para eksportir produk perikanan asal Jateng sudah siap jika didorong melakukan percepatan ekspor menggunakan pesawat terbang. Bahkan, hal itu akan semakin menguntungkan karena memberikan jaminan ketepatan waktu kepada pemesannya dari luar negeri.

“Di 2021 ini kita akan melakukan upaya percepatan ekspor melalui udara, dengan menggunakan direct udara. Sehingga, produk bisa langsung tiba di negara tujuan dengan pesawat tujuan. Ini akan kita implementasikan segera, seperti ke Singapura ataupun ke Jepang. Maskapainya dengan Garuda yang sudah siap untuk mensupport kaitan dengan armadanya. Yang jelas inikan untuk eksportirnya sudah siap, dan airlines siap memfasilitasi serta operator bandara juga sudah memberikan persetujuan. Maka akan segera dilaksanakan,” kata Gatot.

Lebih lanjut Gatot menjelaskan, selama periode Januari-Maret 2021 ini volume ekspor komoditas hasil perikanan di Jateng mencapai 10,006 ton atau sebesar Rp742 miliar. Jumlah volume tersebut terjadi penurunan, bila dibandingkan tahun sebelumnya yang bisa mencapai 14,530 ton dengan nilai transaksi Rp774 miliar.

“Penurunan volume ekspor komoditas perikanan di Jawa Tengah ini, karena pasokan bahan baku berkurang akibat faktor cuaca buruk,” pungkasnya. (Bud)