BMKG: Curah Hujan di Jateng Meningkat 40 Persen

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati
Gubernur Ganjar Pranowo didampingi Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menunjukkan peta potensi hujan akibat dampak La Nina.

Semarang, Idola 92,6 FM – BMKG memberikan peringatan kepada masyarakat dan juga pemerintah daerah di Jawa Tengah, untuk mewaspadai curah hujan selama memasuki musim hujan. Sebab, mendekati puncak musim hujan diperkirakan curah hujan meningkat 40 persen pada Desember 2021 nanti.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan Indonesia pada umumnya dan Jateng pada khususnya, akan terdampak fenomena La Nina pada Desember 2021 nanti. Pernyataan itu dikatakannya saat bertemu Gubernur Ganjar Pranowo di Semarang, kemarin.

Dwikorita menjelaskan, curah hujan di wilayah Jateng akan terus meningkat hingga Desember 2021 nanti. Potensi peningkatan curah hujannya, diperkirakan bisa mencapai lebih dari 40 persen. Kondisi tersebut akan terus meningkat, dan puncaknya terjadi pada Desember 2021.

Menurutnya, masyarakat dan pemerintah daerah di Jateng harus meningkatkan kewaspadaan dan membuat langkah-langkah antisipasi kebencanaan.

“Karena ada La Nina, maka potensi peningkatan curah hujan sampai lebih dari 40 persen di wilayah Jawa Tengah. Semakin meningkat di Desember, hampir merata di seluruh wilayah Jawa Tengah. Januari agak reda, tapi Februari-Maret meningkat lagi. Tapi yang penting, peringatan dininya terus kami sampaikan,” kata Dwikorita.

Gubernur Ganjar Pranowo menambahkan, informasi yang diberikan BMKG akan diteruskan ke masing-masing kabupaten/kota se-Jateng untuk mengambil langkah persiapan. Termasuk, mengerahkan BPBD untuk melakukan mitigasi kebencanaan di daerah-daerah yang berpotensi terjadi bencana akibat peningkatan curah hujan.

Menurut Ganjar, informasi dari BMKG juga harus disampaikan kepada masyarakat di tingkat desa untuk persiapan diri sejak dini.

“Kira-kira puncaknya akan ada di bulan Desember. Jadi ini bulan Oktober akan meningkat, November akan meningkat sedikit dan wilayah Jawa Tengah bagian selatan barat hati-hati. Karena kemarin Banjarnegara dan Purbalingga sudah terjadi longsor. Dan ini akan makin banyak, maka semua mesti hati-hati,” ujar Ganjar.

Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, masyarakat Jateng selama ini dianggap sudah peka dengan tanda perubahan alam apabila terjadi hujan dengan intensitas di atas rerata dan berdurasi cukup lama. (Bud)