Candi Borobudur Jadi Uji Coba Destinasi Wisata Dengan Aplikasi PeduliLindungi

Taj Yasin
Wagub Taj Yasin Maimoen saat mencoba barcode aplikasi PeduliLindungi di kawasan Taman Wisata Candi Borobudur.

Semarang, Idola 92,6 FM – Taman Wisata Candi Borobudur menjadi destinasi wisata uji coba, yang menerapkan aplikasi PeduliLindungi sesuai standar protokol kesehatan. Saat ini, obyek wisata di Jawa Tengah yang memenuhi kriteria protokol kesehatan dan layak beroperasi dengan syarat tertentu adalah Candi Borobudur.

Wagub Taj Yasin Maimoen mengatakan dengan dibukanya kembali Candi Borobudur yang menerapkan protokol kesehatan dan berbasis aplikasi PeduliLindungi, diharapkan bisa memutar kembali roda perekonomian dari sektor pariwisata. Pernyataan itu dikatakannya saat melihat langsung uji coba pembukaan Taman Wisata Candi Borobudur, belum lama ini.

Gus Yasin menjelaskan, di kawasan Taman Wisata Candi Borobudur disiapkan beberapa titik poin pengecekan menggunakan aplikasi PeduliLindungi. Bagi pengunjung maupun pedagang yang masuk, harus bisa menunjukkan warna dari aplikasi PeduliLindungi hijau atau merah. Apabila berwarna merah, maka pengunjung ataupun pedagang dilarang masuk. Termasuk, jika menunjukkan warna hitam.

Menurutnya, penerapan protokol kesehatan tidak hanya di dalam obyek wisata saja tetapi mencakup seluruh wilayah termasuk di luar kawasan. Tujuannya, untuk mencegah penularan COVID-19.

“Dari awal masuk pintu gerbang sudah ditanya, apakah sudah divaksin apa belum. Dipastikan. Tadi juga di depan ada cek PeduliLindungi-nya. Apakah hijau? Kalau hijau boleh masuk, dan kalau kuning juga boleh masuk. Tapi kalau merah dan hitam tidak boleh masuk. Pembelian tiket juga bisa online,” kata Gus Yasin.

Terpisah, Gubernur Ganjar Pranowo menyatakan bahwa Taman Wisata Candi Borobudur lebih siap dalam menggelar uji coba pembukaan obyek wisata. Sebab, pada tahun sebelumnya juga pernah dilakukan uji coba dan dinyatakan berhasil.

Menurutnya, saat ini yang diterapkan adalah penggunaan aplikasi PeduliLindungi dan pemantauan pengunjung atau pedagang telah mendapat vaksin atau belum.

“Maka semua yang membuka kita harapkan untuk lapor, jangan tidak lapor. Kalau tidak lapor dan ketahuan, biasanya sulit untuk ngukur atau ngatur. Ya tak bubarke. Kita enggak boleh ceroboh,” ucap Ganjar.

Lebih lanjut Ganjar meminta semua pengelola destinasi wisata, untuk benar-benar bisa mematuhi protokol kesehatan yang berlaku. (Bud)