Semarang, Idola 92,6 FM – Pengurus Wilayah E-Sport Indonesia (ESI) Jawa Tengah memasang target, kompetisi e-sport bisa masuk Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) tahun depan. Sebab, e-sport sekarang sudah menjadi salah satu cabang olahraga yang paling diminati telah mendunia.

Ketua Bidang Umum ESI Jateng Henry Wahyono mengatakan saat ini pihaknya sedang melakukan pendataan, terhadap tim-tim e-sport yang ada di Jateng untuk dilakukan pembinaan lanjutan. Sehingga, para atlet e-sport Jateng semakin berkompeten dan layak mengikuti kejuaraan yang diadakan di tingkat provinsi maupun nasional.

Henry menjelaskan, sampai saat ini sudah terbentuk kepengurusan di 29 kabupaten/kota di Jateng dan sisanya dilakukan menjelang Ramadan nanti. Pihaknya juga tengah melakukan koordinasi dan sinergitas dengan KONI Jateng, sehingga harapannya e-sport bisa masuk porprov pada tahun depan.

ESI Jateng
ESI Jateng.

“Yang namanya e-sport itu sebuah fenomena yang tidak terelakkan. Saat ini kan orang menganggap gim itu sebagai hal yang berkonotasi kurang positif. Jadi stigma negatif itu harus kita tepis, dan harus kita arahkan serta kanalisasi. Sehingga, bagaimana membuat gim itu sebagai sebuah hal yang positif. Target kami ESI Jateng adalah e-sport menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan dalam Poprpov Jateng,” kata Henry, baru-baru ini.

Sementara itu Ketua Umum KONI Jateng Brigjen TNI (Purn) Subroto mengaku siap menerima e-sport, sebagai salah satu cabang olahraga di provinsi ini. Diharapkan, dengan adanya cabang olahraga baru akan memberikan kontribusi yang baik demi kemajuan olahraga di Jateng.

Menurut Subroto, salah satu syarat cabang olahraga baru masuk porprov adalah memiliki minimal 50 persen dari jumlah kabupaten/kota di Jateng. Selain itu, AD/ART dari kepengurusan cabang olahraga yang baru itu tidak bertentangan dengan peraturan olahraga dan KONI.

“Bila ingin masuk sebagai salah satu cabor di proprov tahun depan, harus memenuhi persyaratan yang diwajibkan. Apabila semua sudah terpenuhi, nanti akan dibahas dalam rapat dan baru bisa kita setujui jika memang memenuhi syarat,” ucap Subroto. (Bud)