Semarang, Idola 92.6 FM – Di tengah upaya penanggulangan Covid-19 yang masih terus dioptimalkan, kini kita dihadapkan pada sebuah tantangan baru yakni mutasi virus corona. Sejumlah pakar menyebut, virus corona yang masuk kelompok virus RNA terus bermutasi. Meski sebagian besar mutasi tak berbeda jauh dengan virus sebelumnya, ada tiga strain yang menjadi perhatian—salah satunya B117 yang ada di Indonesia.

Menurut Dekan FKUI Ari Fahrial Syam, varian baru B117 asal Inggris menyebar di 94 negara. Di Indonesia sejauh ini sudah terdeteksi enam kasus.

Dari pengurutan yang dilakukan, belum ditemukan strain baru pemicu infeksi pada orang yang divaksin. Bisa saja, karena antibodi yang terbentuk belum optimal, sehingga tetap penting menjalankan protokol kesehatan.

Virus Corona Varian Baru (Ilustrasi)

Melihat perkembangan ini, juru wabah mendorong riset lanjutan untuk memastikan efektivitas vaksin dalam menghadapi varian baru virus corona. Mengingat virus corona terus bermutasi, sehingga perlu penyesuaian vaksin. Sebab, bisa jadi vaksin tertentu tidak responsif terhadap seseorang/ tetapi cocok untuk orang lain. Sehingga, makin banyak riset vaksin akan lebih baik.

Lantas, seberapa termonitor dan terkontrol penyebaran varian baru virus corona? Dan, seberapa besar kapasitas dan kapabilitas kita dalam mengatasinya?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: dr. Gunadi, PhD, SpBA (Ketua Pokja Genetik FK-KMK Universitas Gadjah Mada Yogyakarta); dr. Siti Nadia Tarmizi (Juru Bicara Pemerintah untuk Vaksinasi COVID-19); dan Dr Windhu Purnomo (Ahli Epidemiologi Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya). (her/andi odang)

Dengarkan podcast diskusinya: