Pemerintah Percepat Pengembangan Kawasan Borobudur Sebagai Bali Baru di Indonesia

Luhut Binsar Pandjaitan
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kanan) didampingi Gubernur Ganjar Pranowo saat meninjau kawasan Candi Borobudur, pekan kemarin.

Semarang, Idola 92,6 FM – Kementerian Kemaritiman dan Investasi akan terus melakukan dorongan, agar pengembangan kawasan Borobudur sebagai Bali baru di Indonesia bisa dipercepat. Sehingga, sejumlah kementerian terkait perlu dilibatkan untuk saling percepatan pengembangan kawasan Candi Borobudur.

Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan kementerian yang dilibatkan dalam pengembangan kawasan Borobudur adalah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Selain itu, Provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta sebagai pemerintah daerah juga turut dilibatkan.

Luhut menjelaskan, rencananya dari pengembangan kawasan Borobudur adalah Kampung Seni Borobudur dan relokasi kawasan pedagang di Lapangan Kujo serta Gerbang Palbapang. Tidak ketinggalan, penataan kawasan Candi Pawon dan Concource Candi Borobudur.

Menurutnya, dalam pengembangan kawasan Candi Borobudur sudah ada beberapa rencana yang telah dikerjakan dan hampir selesai. Nantinya, penataan kawasan Borobudur menginduk pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kawasan Candi Borobudur
Kawasan Candi Borobudur.

“Jadi semua pusatnya ada di tempatnya pak menteri pendidikan dan kebudayaan. Beliau menjadi center. Itu ada penyesuaian sana sini, sehingga bisa jadi ada beberapa yang harus tertunda beberapa saat guna penyesuaian supaya budayanya sama semua adalah dari Borobudur. Jadi tidak boleh lepas dari itu, sehingga nanti Unesco juga tetap mengakui bahwa ini adalah heritage dunia,” kata Luhut saat melakukan peninjauan ke kawasan Candi Borobudur, pekan kemarin.

Lebih lanjut Luhut menjelaskan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merupakan pusat dari semua proyek pengembangan kawasan Borobudur. Sehingga, semua rencana penataan kawasan Borobudur tidak lepas dari unsur budaya dan historis.

“Pelestarian ini harus diintegrasikan, dan kami harus memastikan tema budaya dan sejarah di setiap kalender event serta aktivitas di Borobudur itu sejalan,” pungkasnya. (Bud)