Samator Kendal Mengaku Kehilangan Stok Oksigen Akibat Listrik Padam

Oxygen Samator
Humas Samator Kendal, Ikhsan saat menunjukkan kepada Gubernur Ganjar Pranowo proses produksi oksigen di pabrik, kemarin.

Semarang, Idola 92,6 FM – Samator Kendal terpaksa berhenti beroperasi pada Sabtu (11/7) kemarin, karena mengalami kendala akibat listrik padam. Akibat pemadam listrik itu, Samator Kendal baru bisa beroperasi kembali setelah 10 jam saat petugas PLN datang dan mengalihkan aliran listrik sebagai cadangan.

Humas Samator Kendal Ikhsan mengatakan padamnya aliran listrik terjadi pada waktu siang hari, dan baru kembali nyala normal menjelang waktu petang. Total, lama pemadaman hingga 10 jam. Hal itu dikatakannya saat menerima kunjungan Gubernur Ganjar Pranowo, Minggu (12/7) saat melakukan pengecekan ke lokasi.

Ikhsan menjelaskan, selama listrik padam tidak aktivitas produksi dan pihaknya kehilangan stok oksigen. Sedangkan saat listrik sudah kembali menyala, masih membutuhkan waktu 10 jam untuk mesin kembali beroperasi.

Menurutnya, saat petugas PLN datang ada rekayasa pengalihan arus listrik dari jalur Jawa-Bali. Selain itu, petugas PLN juga melakukan penggantian trafo yang rusak di bagian belakang dan akan ditambah dengan mesin khusus dari Jakarta.

“Dampaknya kita mesin langsung drop, mati. Jadi otomatis produksi itu kita tidak bisa produksi. Akhirnya kita kehabisan stok. Kitakan harus warming up untuk proses jalannya, kurang lebih sekitar 6-8 jam. Itu baru keluar liquid. Jadi kalau listrik kedip saja pasti kita kehilangan delapan jam stok untuk oksigennya. Ya mungkin kalau kita per jamnya adalah 2.050 meter kubik dikali delapan jam. Kalau untuk delapan jam saja keluar liquid, ini kan lebih lama,” kata Ikhsan.

Lebih lanjut Ikhsan menjelaskan, dari hasil koordinasi dengan Pemprov Jateng sudah ada pasokan oksigen dari Jawa Barat dengan pengawalan pihak kepolisian.

Sementara itu Gubernur Ganjar Pranowo menyatakan, pihaknya akan terus memantau ketersediaan oksigen melalui Satuan Tugas (Satgas) Oksigen Jateng yang telah dibentuk. Tujuannya, untuk mengetahui ketersediaan oksigen di seluruh rumah sakit rujukan COVID-19. (Bud)