Selama Pandemi Banyak Guru Belajar Soal IT

Siswa SMP yang mengikuti PTM
Gubernur Ganjar Pranowo saat mengunjungi siswa SMP yang mengikuti pembelajaran tatap muka.

Semarang, Idola 92,6 FM – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah menyebutkan, banyak guru mulai berkreasi memberikan pelajaran kepada siswanya menggunakan teknologi berbasis IT. Tidak dipungkiri, pandemi membuat guru belajar banyak hal tentang metode pembelajaran secara daring atau virtual.

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng Suyanta mengatakan metode pembelajaran secara hybrid yang diterapkan guru-guru di SMAN 3 Semarang, menjadi salah satu contoh guru banyak belajar selama masa pandemi. Pernyataan itu dikatakan saat ditemui di kantornya, belum lama ini.

Suyanta menjelaskan, guru dituntut mampu memberikan pelajaran kepada siswa meskipun tidak bertatap muka secara langsung. Oleh karena itu, banyak guru mencoba hal baru untuk melakukan kegiatan pembelajaran secara online dan siswa juga tidak bosan meski belajar dari rumah.

Menurut Suyanta, situasi pandemi tidak hanya mendatangkan sesuatu yang buruk tetapi juga mampu melahirkan ide-ide baru dalam proses pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar secara virtual atau online.

“Kita dari situasi pandemi ini banyak hikmah yang kita ambil. Guru-guru yang biasanya pembelajarannya konvensional, sekarang mulai pada pembelajaran yang berbasis IT. Sudah ada peningkatan, kan begitu. Siswa-siswa pun ya ada yang tertarik dengan pembelajaran berbasis IT atau berbasis digital,” kata Suyanta.

Sebelumnya Wakil Kepala SMAN 3 Bidang Kurikulum Saroji menyatakan, pihaknya sengaja menerapkan dua metode pembelajaran agar semua siswa mendapatkan pelajaran dalam waktu bersamaan. Pihaknya telah melakukan komunikasi, dan metode pembelajaran hybrid menjadi solusi di tengah situasi pandemi COVID-19.

“Kita menggunakan kombinasi PTM dan PJJ. Satu hari itu kita masukan 12 rombel, dan kita buat dua shift. Shift satu untuk absen 1-18, dan shift kedua absen 19-35. Ketika anak shift satu masuk pembelajarannya tatap muka di sekolah, tapi pada saat yang bersamaan siswa-siswa yang absen 19-35 di rumah itu ikut pembelajaran jarak jauh. Jadi, secara sistem menggunakan live meeting. Jadi, semua anak dalam satu kelas itu mengikuti pembelajaran penuh dalam satu hari,” kata Saroji.

Lebih lanjut Saroji menjelaskan, pada tahap awal pembelajaran tatap muka ini masih diperuntukkan bagi siswa kelas X. Nantinya, di pekan kedua dan ketiga akan diarahkan untuk siswa kelas XI dan kelas XII. (Bud)