Tingkat Pengangguran Terbuka di Jateng Naik Sejak Pandemi

Pengangguran Terbuka

Semarang, Idola 92,6 FM – Tingkat pengangguran terbuka di Jawa Tengah sejak pandemi, mengalami peningkatan hingga 2,04 persen. BPS Jateng mencatat, sebanyak 3,90 juta penduduk usia kerja terdampak akibat pandemi COVID-19.

Kepala BPS Jateng Sentot Bangun Widoyono mengatakan selama 2020 kemarin, ekonomi provinsi ini mengalami kontraksi sebesar 2,65 persen. Akibatnya, kegiatan ekonomi masyarakat Jateng mengalami dampak dari pandemi COVID-19.

Sentot menjelaskan, resesi ekonomi yang terjadi di dalam negeri membuat dunia industri mengalami pukulan dan berimbas pada pengurangan jumlah pegawai. Hasil survei yang dilakukan pada Agustus 2020 kemarin itu, dari 3,90 juta penduduk usia produktif sebanyak 377 ribu penduduk di antaranya menjadi pengangguran. Sedangkan 3,19 juta penduduk usia kerja mengalami pengurangan jam kerja.

Menurutnya, kondisi tersebut juga membuat 44 persen lebih warga Jateng mengalami penurunan pendapatan dibanding sebelum terjadi pandemi.

“Data Agustus 2020, bahwa tingkat pengangguran terbuka di Jawa Tengah meningkat 6,48 persen dari sebelumnya 4,44 persen. Jadi, dalam enam bulan terakhir itu kira-kira terjadi kenaikan 2,04 persen pengangguran terbuka. Bahwa COVID-19 telah berdampak terhadap 3,90 juta penduduk usia kerja di Jawa Tengah,” kata Sentot, kemarin.

Lebih lanjut Sentot menjelaskan, dengan semakin rendahnya pendapatan masyarakat Jateng itu semakin berpotensi mengalami penurunan. Lebih dari 65 persen masyarakat dengan pendapatan kurang Rp1,8 juta per bulan mengalami penurunan.

“Yang lainnya antara 30-34 persen masyarakat dengan penghasilan Rp4,8 juta ke atas mengalami penurunan. Sementara di sisi lain, pengurangan ternyata semakin meningkat,” pungkasnya. (Bud)