Ema Rachmawati: Pelaku UKM di Jateng Masih Susah Diajak Berkolaborasi

Idola Business Gathering Sept 2022
Masih sedikit pelaku UKM di Jawa Tengah yang memanfaatkan e-commerce. Hal itu disampaikan Kepala Dinkop UKM Provinsi Jawa Tengah Ema Rachmawati dalam Idola Business Gathering yang diselenggarakan radio Idola Semarang, Selasa (20/09). (Foto: Randang Yesha)

Semarang, Idola 92.6 FM – Di tengah era digital yang semakin masif, pemanfaatan e-commerce bagi pelaku UKM merupakan sebuah keniscayaan. Namun, sayangnya, hal itu belumlah cukup. Ada persoalan yang tak kalah penting bagi pelaku UKM di Provinsi Jawa Tengah, yakni perilaku UKM. Beberapa perilaku itu misalnya, mereka masih enggan dan susah diajak berkolaborasi hingga masih minimnya kapasitas dalam mengembangkan bisnisnya (skillset dan mindset).

Hal itu dikemukakan Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengan Provinsi Jawa Tengah Ema Rachmawati dalam Idola Business Gathering dengan tema “Mendorong UKM Naik kelas melalui Peningkatan Skillset dan Mindset”, yang diselenggarakan radio Idola Semarang, Selasa (20/09 pagi di Harris Hotel Sentraland Jl Ki Mangunsarkoro No 36 Semarang.

Selain Ema, hadir sebagai narasumber: Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro Prof Dr Suharnomo, dan Owner CV Tirta Makmur Ungaran (Air Mineral Pelangi) Maxim Mulyadi. Acara dipandu Nadia Ardiwinata (penyair radio Idola Semarang).

Produk UKM Jawa Tengah tak kalah dengan produk UKM dunia, tapi…

Menurut Ema, UKM Go Digital bukan menyelesaikan seluruh persoalan UKM, sehingga membutuhkan peningkatan kapasitas para pelaku UKM. Ema melihat, produk UKM asal Jawa Tengah sebenarnya tak kalah dengan produk UKM dunia. Produknya bagus dan diminati.

Namun, menurut Ema, begitu si calon pembeli datang ke Jawa Tengah, yang pertama kali dilihat adalah perilaku (attitude). Misalnya, para pembeli datang ke lokasi penjual, mereka lihat dapur.

“Begitu ke dapur, e, mereka melihat yang membuat makanan pakai daster. Gak pakai lengan. Nanti kalau (keringatnya) pada jatuh bagaimana? Nah, ini kalau di Amerika Serikat gak boleh. Harus begini. Harus begitu. Nah, perilaku seperti ini yang masih menjadi persoalan,” tutur Ema dihadapan puluhan peserta.

Kemudian, lanjut Ema, perilaku berkolaborasi kalangan pelaku UKM masih menjadi persoalan. Padahal, saat ini eranya kolaborasi. Ia mencontohklan, ada sebuah produk di kabupaten A, bagus, tetapi jumlahnya sedikit. Dan, di kabupaten B, produknya banyak tapi kualitasnya tak begitu bagus.

Ia pun mengajak agar pelaku UKM di daerah A membina pelaku UKM di B agar tambah besar sehingga mengirim barangnya dalam volume besar, hingga diangkut dengan kontainer.

“Tetapi dia gak mau. Dia takut bersaing. Buyer-nya langsung bilan, “Saya gak mau bekerjasama dengan kamu!” Jadi, perilaku berkolaborasi menjadi penting dalam berbisnis sekarang ini. Karena sekarang eranya kolaborasi. Persoalannya, di Jawa tengah itu, susah!,” tuturnya.

Jateng, masih sedikit pelaku UKM yang memanfaatkan e-commerce

Ema mengungkapkan, berdasarkan BPS tahun 2021, dari 36 juta penduduk di Jateng, sekitar 27 juta menggunakan internet (72,8 persen). Dari 72,8 persen tadi, yang menggunakan internet untuk bisnis hanya 5,87 persen atau 1,55 juta orang.

“Dari yang untuk bisnis ini, yang menggunakan website, 2020, ada 4 persen, setelah pandemi menjadi 1 persen. Tetapi, yang menggunakan e-commerce naik 4 persen. Dari 21 persen di tahun 2020, menjadi 25 persen. Dan, yang paling besar menggunakan pesan instant (WA), 90 persen menggunakan WA, dan menggunakan media sosial, 54 persen,” ujar Ema Rachmawati.

Dari sisi pendapatan, Ema menambahkan, para pelaku UKM mendapat pendapatan yang berlipat saat menggunakan e-commerce. ; Tahun 2021 naiknya lumayan. Jika dahulu pendapatan pelaku UKM di bawah 300 juta. Sekarang, yang menerima pendapatan lebih dari 2, 5 miliar meningkat.

“Artinya, bisinis di e-commerce cukup signifikan. Namun, perlu strategi jitu bagaimana berbisnis di e-commerce,” tandasnya. (her)

Idola Business Gathering: Mendorong UKM Naik Kelas, Melalui Peningkatan Skillset dan Mindset