Ikatan Pemulung Dukung Kongres Sampah

Peni Rahayu
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Jateng Peni Rahayu menerima rekomendasi dari hasil Kongres Sampah II di Klaten.

Semarang, Idola 92,6 FM – Ikatan Pemulung Indonesia (IPI) Jawa Tengah memberi dukungan, terhadap kegiatan kongres sampah dalam upaya mengatasi persoalan sampah. Sebab, diperlukan kolaborasi untuk bisa mengatasi persoalan sampah sekarang ini.

Perwakilan IPI Jateng Suyanto mengatakan kongres sampah yang dilakukan merupakan langkah bagus, karena pihaknya sebagai pemulung bisa mengetahui kegiatan tersebut. Hal itu dikatakan saat ditemui di acara Kongres Sampah II di Klaten, kemarin.

Suyanto menjelaskan, kontribusi pemulung cukup besar dalam pengelolaan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA). Namun, untuk bisa mengatasi persoalan sampah itu semua harus bergerak bersama.

“Pemulung ini sebenarnya berkontribusi besar dengan pemerintah dalam penanganan sampah. Adanya kongres sampah ini, keterlibatan kita semakin besar. Karena kami sendiri tidak berani mengatakan, kalau kami berkontribusi. Sebab dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Perindustrian sudah menyatakan jelas, bahwa pemulung itu berkontribusi 83 persen menyumbang kebutuhan daur ulang industri dalam negeri,” kata Suyanto.

Lebih lanjut Suyanto menjelaskan, para pemulung tetap konsisten untuk ikut mengurangi sampah yang tidak bisa didaur ulang secara alami. Pihaknya juga memiliki program-program dalam pengumpulan sampah, yang nantinya dikirim ke industri daur ulang sampah.

“Total anggota IPI di seluruh Indonesia, ada sekitar 3,7 juta dan tersebar di 25 provinsi. Untuk di wilayah Jawa Tengah, ada 12 kabupaten/kota,” jelasnya.

Sementara itu salah satu peserta kongres sampah asal Cirebon, Deden Lesmana mengaku kegiatan itu akan diterapkan di daerahnya. Sehingga, persoalan sampah bisa lebih tertangani dengan baik.

“Sudah banyak teknologi tentang sampah, tapi maaf bukan tidak tepat guna. Tapi kelamaan. Kami di Cirebon membuat sampah langsung dibuat untuk pertanian, digelar di sampah dan dicampur dengan kotoran hewan sama probiotik langsung ditanami,” ucap Deden.

Menurut Deden, saat ini volume sampah sudah melebihi jumlah populasi manusia sehingga harus ada upaya penanganannya. (Bud)